Ada 3 Versi Jejak Kuburan Si Windu, Kuda Perang yang Dijadikan Ikon Kabupaten Kuningan

Ada 3 Versi Jejak Kuburan Si Windu, Kuda Perang yang Dijadikan Ikon Kabupaten Kuningan

Jejak Si Windu Kuda Kuningan yang menjadi lambang Kabupaten Kuningan. -Istimewa-radarkuningan.com

RADARKUNINGAN.COM - Kabupaten Kuningan dijuluki Kota Kuda ini erat kaitannya dengan peran Kuda perang “Si Windu”.  Tunggangan Dipati Ewangga inilah yang dijadikan ikon kabupaten di kaki Gunung Ciremai ini.

Jika menyimak peran Si Windu, banyak yang yakin jika kuda perang ini ada kuburannya. Dari cerita masyarakat, setidaknya ada 3 tempat yang bisa dijadikan jejak kuburan kuda tersebut.

Ke-3 versi dari masyarakat Kuningan tentang jejak kuburan Si Windu adalah: pertama, dikuburkan di Astana Gede Cipicung, Kuningan. 

Kemudian yang kedua ada yang mengatakan jika tunggangan Dipati Ewangga itu dikuburkan di Sidapurna. Tempat ini merupakan hulu cai Kuningan.

BACA JUGA:Sirih Gading dan Kemboja Jepang Jadi Tanaman Pembawa Rezeki di Rumah

Lalu, versi ke-3, menurut warga setempat, jejak kuda legendaris ini dikuburkan di Winduhaji, Kuningan. Alasannya nama Winduhaji mirip-mirip dengan nama kuda Si Windu.

Kuda Kuningan pada abad ke-15 dikenal sebagai kuda perang. Salah satunya adalah Si Windu. Tidak banyak buku sejarah yang mengungkapkan keberadaan kuda di Kuningan itu. 

Almarhum Dr Edi Ekadjati dalam bukunya, “Sejarah Kuningan: dari Prasejarah hingga Terbentuknya Kabupaten” menyebutkan peran Si Windu. Kuda peliharaan Dipati Ewangga, panglima pasukan di Kuningan ini, merupakan kuda perang yang tangguh meski berbadan kecil.

Dalam dokumen riwayat singkat hari jadi Kuningan juga disebutkan, Windu ikut dalam perjalanan perang Adipati Kuningan guna bertempur untuk Kerajaan Cirebon menundukkan Galuh.

BACA JUGA:Inilah 5 Cara agar Kucing Tidak Hamil Tanpa Steril, Pemilik Kucing Betina Wajib Simak!

Si Windu ikut pula berperang dan mendirikan pemerintahan Wiralodra di Indramayu. Bersama dengan Cirebon, pasukan Kuningan ini juga menggempur Sunda Kelapa dan turut mendirikan pemerintahan Jayakarta. 

Hanya dalam tulisan sejarah tersebut, tidak disebutkan di mana Si Windu dikuburkan. Maka lahirlah setidaknya 3 versi kuburan kuda yang banyak jasanya untuk Cirebon dan Kuningan ini.

Kemudian pada tahun 2010, ada sosok yang mencoba mencari jejak kuburan Si Windu. Sosok itu bernama Nenen Dian Halyn atau sering pakai inisial NG. 

Dia menulis dengan judul “Mencari Jejak Kuburan "Si Windu”. Sosok ini menelusurinya karena terdorong oleh ungkapan “leutik-leutik kuda Kuningan. Peribahasa itulah yang membuatnya penasaran.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: