Ada 2 Versi, Nama Kuda Perang yang Jadi Ikon Kabupaten Kuningan, Si Windu atau Winduhaji?

Ada 2 Versi, Nama Kuda Perang yang Jadi Ikon Kabupaten Kuningan, Si Windu atau Winduhaji?

Ada 2 versi nama dari kuda perang Kuningan yakni Si Windu atau Winduhaji. -Istimewa-radarkuningan.com

RADARKUNINGAN.COM - Menarik membahas kuda perang yang menjadi ikon Kabupaten Kuningan, Jawa Barat yang juga disebut kota kuda. Di antaranya soal nama kuda yang mungil namun cerdas dan lincah itu.

Setidaknya ada 2 versi nama kuda yang menjadi tunggangan panglima perang Kuningan, Dipati Ewangga

Yang pertama kuda tersebut diberi nama Si Windu. Kemudian versi kedua, kuda Kuningan itu dijuluki dengan nama Winduhaji. Atau kedua nama tersebut memang menjadi sebutan untuk kuda perang itu.

Ada sebuah buku Cirebon yang ditulis oleh PS Sulendraningrat. Menurutnya nama lengkap kuda yang bersejarah ini, tidak hanya Si Windu tetapi ada nama lain, yakni Winduhaji.

BACA JUGA:Ganjar Pranowo Sebut Nilai Kemenhan di Bawah Prabowo Hanya 5, Anies: 11 dari 100

Jika mengacu kepada penulis tersebut, maka kuda yang berjasa kepada Kuningan dan Cirebon ini, memiliki 2 nama. Bisa disebut Si Windu atau juga bisa dipanggil Winduhaji.

Yang menjadi pertanyaan, apakah ada kaitannya antara nama kuda Windu atau Winduhaji dengan nama Kelurahan Winduhaji? Kelurahan ini sekarang eksis sebagai salah satu bentuk tatanan pemerintahan di Kecamatan Kuningan.

Apakah pemberian nama Kelurahan Winduhaji adalah untuk memberikan kenangan sejarah? Atau, memberikan penghargaan terhadap kisah heroik kuda Kuningan Si Windu atau Si Winduhaji tersebut? 

Nah, pertanyaan-pertanyaan itulah yang belum ada jawabannya hingga saat ini. Namun, bila menyebut nama Si Windu selalu saja dikaitkan dengan Winduhaji.

BACA JUGA:Prabowo Sebut Ada yang Tak Objektif Memandang Pertahanan karena Ambisi

Selain nama, yang menarik lagi adalah soal asal-asul kuda Kuningan. Konon, ada tokoh bernama Syekh Maulana Arifin. Dia adalah , putra dari Syekh Maulana Akbar. 

Ketika itu, Syeh Maulana Arifin pernah memelihara peternakan kuda. Peternakan tersebut terus berkembang. Yang kemudian keturunannya menjadi kuda Kuningan.

Konon jenis atau varian kuda Kuningan pada abad ke-15 itu adalah hasil blasteran antara kuda-kuda pilihan. Di antaranya didatangkan dari Bima atau Sumbawa di Nusa Tenggara Barat (NTB).

Karena itu, diperoleh jenis kuda yang kuat, bertenaga besar, tangguh, dan juga lincah, gesit dan juga cerdas.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: