Situs Batu Naga Kuningan Menguak Cerita Religi Masyarakat Prasejarah dan Penafsiran Tentang Naga

Situs Batu Naga Kuningan Menguak Cerita Religi Masyarakat Prasejarah dan Penafsiran Tentang Naga

Situs Batu Naga di puncak Gunung Tilu, Desa Jabranti, Kecamatan Karangkancana, Kabupaten Kuningan.-Foto: Dr Ali Akbar (kiri), ilustrasi Bintang Megakusuma (kanan).-radarkuningan.com

RADARKUNINGAN.COM – Situs Batu Naga yang berada di puncak Gunung Tilu, Desa Jabranti, Kecamatan Karangkancana, Kabupaten Kuningan, menjadi pengetahuan baru terkait dengan aspek religious masyarakat prasejarah.

Kesimpulan tersebut termuat pada jurnal arkeolog Dr Ali Akbar dari Universitas Indonesia dengan judul: Reconstruction of an indigenous community's belief in dragon; Research on prehistoric Batu Naga Site in Kuningan, West Java.

Menurut Dr Ali Akbar, Situs Batu Naga di Kuningan memberikan gambaran dan rekonstruksi budaya masyarakat prasejarah yang pernah tinggal di sana. Hal itu terlihat pada tinggalan menhir dan relief yang diperkirakan dari zaman megalitikum.

“Relief-relief masa lalu yang terdapat pada bebatuan dapat mengungkap suatu peristiwa yang terjadi atau menceritakan tentang kepercayaan tertentu pada masyarakat zaman dahulu,” tulis Dr Ali Akbar dalam jurnal berbahasa Inggris yang dikutip radarkuningan.com, Kamis, 25, Januari 2024.

BACA JUGA:Tanaman yang Wajib Ada Di Rumah, Inilah 5 Tanaman Pembersih Udara di Dalam Ruangan, yang Elegan dan Estetik

Relief di situs Megalitikum Batu Naga di Kabupaten Kuningan, Jawa Barat, memuat cerita religi yang berasal dari masa prasejarah.

Terdapat simbolisasi ajaran atau tradisi yang digambarkan dalam cerita-cerita. Gambaran itu, dipahat pada sisi-sisi artefak dengan harapan dapat dilihat dan dipahami oleh masyarakat saat itu dan generasi berikutnya.

Relief di Batu Naga dipahat pada tiga sisi batu berdiri. Masing-masing sisi dapat ditafsirkan sebagai satu bidang atau permukaan yang memuat satu adegan cerita. Kisah tersebut dikisahkan dengan menelusuri ukiran relief searah jarum jam.

Pada sisi pertama, naga atau dragon melambangkan dunia bawah muncul di bumi. Sisi kedua memperlihatkan sang naga melakukan hubungan seksual dengan sosok laki-laki yang memiliki kekuatan khusus yang memungkinkannya kawin dengan sang naga.

BACA JUGA:Bikin Makanan Kucing Di Rumah Yuk, Inilah Resep yang Mudah dan Murah!

Dari hubungan inilah muncullah nenek moyang manusia di bumi. Sisi terakhir mengajarkan manusia bagaimana menjalani kehidupan di bumi dengan menaati perintah beramal saleh untuk mencapai kesejahteraan dan kebahagiaan dengan ridha Yang Maha Kuasa.

“Relief-relief yang tergambar di Batu Naga tidak mempunyai narasi tertulis yang dapat dijadikan acuan, karena masyarakat pada masa itu tidak meninggalkan tulisan apa pun. Oleh karena itu, pembahasan lebih lanjut mengenai temuan penelitian ini masih terbuka,” tulis Dr Ali Akbar.

Dijelaskan dia, masa prasejarah di Jawa disusul dengan masa sejarah. Masyarakat yang datang dan memperkenalkan literasi adalah orang India, Arab, China, dan Eropa.

Mereka juga memperkenalkan sistem kepercayaan yang berbeda dengan sistem kepercayaan pada masa prasejarah. Kedatangan mereka membawa perubahan keyakinan masyarakat adat.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: