6 Penderitaan Warga Cikaso Kuningan saat Penjajah Jepang Datang, Romusha sampai ke Singapura
Warga di Desa Cikaso, Kecamatan Kramatmulya, Kabupaten Kuningan pernah menjadi saksi kekejaman penjajah Jepang termasuk menjadi korban romusha atau kerja paksa. Foto hanya ilustrasi.-Istimewa-radarkuningan.com
RADARKUNINGAN.COM - Jepang sempat menjajah Indonesia selama 3,5 tahun yang dimulai sejak Januari 1942 sampai dengan 17 Agustus 1945.
Selama Indonesia dijajah oleh Jepang, penderitaan dirasakan oleh masyarakat. Jejak invasi itu, diantaranya bisa terlihat di Desa Cikaso, Kecamatan Kramatmulya, Kabupaten Kuningan.
Masyarakat di Desa Cikaso menjadi saksi bagaimana tentara Jepang benar-benar menggerogoti kekayaan alam, hingga membuat penduduk menderita.
Bahkan mereka mengalami kepalaran dan harus mengikuti kerja paksa alias romusha yang tidak hanya di wilayah Kabupaten Kuningan, tapi sampai keluar negeri.
BACA JUGA:Inilah 3 Cara Mendekati Kucing Liar Agresif Menjadi Lembut dan Bersahabat
Fakta terkait jejak penjajah Jepang di Desa Cikaso, diabadikan oleh Ir H Tauhid Aradias yang termuat di laman resmi pemerintah desa.
Setidaknya ada 6 penderitaan yang dialami warga Desa Cikaso, ketika tentara Jepang datang ke Kuningan.
1. Menanam pohon jarak dan kapas
Ketika tentara Jepang datang ke Cikaso, mereka mengumpulkan masyarakat di suatu tempat.
Kuwu pada saat itu, diminta untuk menjadi penerjemah atau alih bahasa agar perintah yang disampaikan dapat dipahami masyarakat.
BACA JUGA:Inilah 3 Cara Mengobati Kucing Terkilir hingga Pincang di Rumah
Tentara jepang menginstruksikan kepada masyarakat untuk menebang pohon kamboja yang ada di tempat pemakaman umum.
Sebagai gantinya ditanam pohon jarak dan kapas. Instruksi serupa juga berlaku untuk lahan kosong sampai halaman rumah.
Sehingga semua tanaman yang biasa dimanfaatkan warga, seluruhnya berganti menjadi jarak dan kapas.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: