Sinergi Kerajaan di Kaki Gunung Ciremai dan Galunggung, Lahirkan Kuningan, Ingin Saingi Kekuasaan Galuh

Sejarah Kerajaan Kuningan yang lahir dari sinergi 2 kerajaan di Gunung Ciremai dan Gunung Galunggung.-Yuda Sanjaya/Dok-radarkuningan.com
BACA JUGA:Asal usul Nama Kuningan, Terkait Ajian Dangiang Kuning, Miliki 10 Pedoman Hidup yang Harus Ditaati
Selain itu dia diminta menyerahkan Kerajaan Kuningan kepada Demunawan. Yang tak lain adalah menantunya sendiri.
Pada masa kekuasannya, Demunawan mendirikan ibukota baru untuk Kerajaan Kuningan. Lokasinya di Arile. Atau di Saunggalah.
Karena itu, pada periode ini, Kerajaan Kuningan dikenal juga dengan sebutan Kerajaan Saunggalah.
Banyak sejarawan yang meyakini lokasi keraton Saunggalah berada di lereng Gunung Ciremai bagian selatan. Tepatnya di Kampung Salia, Desa Ciherang, Kecamatan Kadugede, Kabupaten Kuningan.
Dengan didirikan ibukota baru, Sempakwaja sabagai Raja Galunggunng, menyerahkan wilayah Galunggung beserta kerajaan-kerajaan bawahannya kepada Demunawan. Tujuannya untuk menandingi Kerajaan Galuh.
Demunawan, juga sebagai Resiguru, memiliki daerah pengaruh yang luas dan dapat dijadikan andalan kekuatan politik.
Daerah kekuasaannya meliputi Layuwatang, Kajaron, Kalanggara, Pagerwesi, Rahasea, Kahauripan, Sumajajah, dan Pasugihan. Juga daerah Padurungan, Darongdong, Pagergunung, Muladarma, dan Batutihang.
Bahkan kekuasaan tambah luas setelah melakukan ekspansi dengan menyeberang pulau sampai negeri Melayu.
Demunawan menganut ajaran Dangiang Kuning. Juga berpegang kepada Sanghiyang Dharma atau ajaran Kitab Suci, serta Sanghiyang Riksa atau sepuluh pedoman hidup.
Dari ajaran atau ajian Dangiang Kuning tersebutlah, sekarang wilayah ini disebut sebagai Kuningan. Sebagai daerah yang diangungkan. (*)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: