Kerajaan Pajajaran Beri Nama Kuningan dengan Sebutan 'Kejene', Ternyata Ini Alasan dan Artinya
Di era Kerajaan Pajajaran, Kuningan diberi nama Kajene yang berarti emas.-Pemkab Kuningan-radarkuningan.com
RADARKUNINGAN.COM - Setelah menjadi bagian dari Kerajaan Pajajaran, Kuningan namanya diganti menjadi 'Kejene'.
Penggantian nama tersebut berlangsung ketika Kuningan memasuki era Keadipatian. Pada masa Adipati Arya Kemuning itulah nama Kejene disematkan ke daerah di kaki Gunung Ciremai ini.
Sebutan “Kejene” sebenarnya pujian Kerajaan Pajajaran untuk Kuningan. Kejene itu berati kuning atau emas.
Sebutan ini juga selaras dengan ajian Dangiang Kuning. Ajian dari raja pertama Kuningan yang bernama Seuweukarna.
Raja Kuningan itu juga bergelar Rahungtang Kuku atau Sang Kuku. Dia juga memiliki nama lain Demunawan.
Baik sebutan Kejene dan ajian Dangiang Kuning, mengartikan Kuningan sebagai kuning yang memiliki keagungan. Juga Kuning yang dihormati dan dimuliakan laksana emas.
Untuk membahas masa Keadipatian di Kuningan, harus dimulai dari perjalanan Syarif Hidayatullah atau Sunan Gunung Jati. Ketika itu Sunan Gunung Jati belum menjadi sultan pertama di Cirebon.
Sunan Gunung Jati pernah berdakwah menyabarkan agama Islam ke Luaragung. Yang berada di selatan Cirebon.
Bersamaan itu, datang pula Putri Ong Tien ke Luragung. Dia datang dari Negeri Tiongkok.
Banyak yang memperkirakan kedatangan Putri Ong Tien ini bersama rombongannya membawa barang-barang khas Tiongkok. Termasuk dawai yang kemudian menjadi cikal bakal alat musik kecapi di tanah Sunda.
Putri Ong Tien adalah istri dari Syarif Hidayatullah. Kemudian ketika masih berada di Luragung itulah Ratu Ong Tien melahirkan seorang putera yahg diberi nama Suranggajaya atau Pangeran Kuningan.
Syarif Hidayatullah menitipkan Pangeran Kuningan yang masih kecil kepada Ki Gedeng Luragung. Dia adalah cucu dari Surawisesa, raja Pajajaran pengganti Prabu Siliwangi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: