Kerajaan Pajajaran Beri Nama Kuningan dengan Sebutan 'Kejene', Ternyata Ini Alasan dan Artinya
Di era Kerajaan Pajajaran, Kuningan diberi nama Kajene yang berarti emas.-Pemkab Kuningan-radarkuningan.com
BACA JUGA:Selain Whiskas, Berikut 3 Rekomendasi Makanan Kucing Basah Terbaik dan juga Terjangkau!
Anak itu dititipkan agar disusui oleh isteri Ki Gedeng Luaragung. Apalagi pada waktu itu Ki Gedeng Luragung mempunyai putera yang sebaya dengan Pangeran Kuningan. Namanya Amung Gegetuning Ati.
Syarif Hidayatullah pada saat itu mengganti nama Amung Gegetuning Ati menjadi Pangeran Arya Kamuning. Juga memberikan amanat bahwa kelak di mana Pangeran Kuningan sudah dewasa akan dinobatkan menjadi Adipati Kuningan.
Setelah Pangeran Kuningan dan Pangeran Arya Kamuning dewasa, Pangeran Kuningan menjabat sebagai Raja Kuningan. Sementara Pangeran Arya Kamuning sebagai Raja Luragung.
Kedua daerah tersebut pada awalnya berada langsung di bawah kekuasaan Kerajaan Pajajaran. Namun pada akkhirnya kedua wilayah tersebut diserahkan ke Cirebon.
BACA JUGA:Kenapa Kucing Kampung Jarang Sakit? Cat Lovers Harus Tahu, Simak Jawabannya Di Sini!
Ketika itu bersamaan dengan dibentuknya Kerajaan Cirebon Larang. Kerajaan itu dipimpin oleh Prabu Walangsungsang. Dia adalah salah satu putera dari Prabu Siliwangi dari isteri bernama Nyi Subang Larang.
Kuningan dan Luragung masuk dalam kekuasaan Kerajaan Cirebon Larang. Kemudian pada 1 September 1498 Kerajaan Kuningan dan Luragung disatukan. Peristiwa inilah yang menjadi hari lahir Kabupaten Kuningan.
Setelah bersatu, sistem pemerintahan yang bukan lagi kerajaan tetapi Keadipatian. Pangeran Kuningan ditunjuk sebagai Kepala Pemerintahan Kuningan. Dia diberi gelar Pangeran Arya Adipati Kuningan.
Dalam menjalankan pemerintahan dia dibantu oleh Arya Kemuning. Selanjutnya setelah Kerajaan Cirebon Larang berubah sistem menjadi Kesultanan, maka Kuningan pun otomatis menjadi wilayah kekuasaan Kesultanan Cirebon.
BACA JUGA:4 Rekomendasi Tempat Makan Murah di Kuningan Jawa Barat, Salah Satunya Paling Legend
Selain dibantu oleh Arya Kemuning, Kuningan juga memiliki panglima perang yang tangguh. Namanya Dipati Ewangga atau Dipati Cangkuang.
Dia memiliki kuda tuduhan sembrani yang gesit bernama Si Windu atau Si Winduaji. Kuda ini diabadikan sebagai ikon Kabupaten Kuninhan sekarang.
Ketangguhan Dipati Ewangga membuat dia selalu dipercaya oleh Kesultanan Cirebon untuk memimpin pasukan dalam menyerang musuh-musuhnya.
Belum diketahui akhir masa pemerintahan Pangeran Kuningan ini. Hingga sekarang nama-nama tersebut masih melekat dalam ingatan masyarakat yang tinggal di lereng Gunung Ciremai itu. (*)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: