Di Zaman Belanda, Ada Sekitar 500 Orang Tionghoa Tinggal di Cilimus Kuningan, Tersebar di Jalan Utama

Di Zaman Belanda, Ada Sekitar 500 Orang Tionghoa Tinggal di Cilimus Kuningan, Tersebar di Jalan Utama

Foto suasana di sekitar Pasar Cilimus, Kecamatan Cilimus, Kabupaten Kuningan yang pada zaman Belanda pernah menjadi tempat bermukim masyarakat Tionghoa dan warga lokal.-Yuda Sanjaya/Dok-radarkuningan.com

BACA JUGA:4 Daya Tarik di Objek Wisata Desa Cibuntu Kabupaten Kuningan, Mulai dari Curug Sampai Bumi Perkemahan 

Dia kerap mengganggu keponakan-keponakannya yang sedang bermain “jual-beli kacang.” Anak-anak itu menggunakan krikil sebagai kacang dan tongkat kecil dengan batu sebagai pendulum untuk timbangannya. Ji Tiok yang berperan sebagai penjual sementara lainnya jadi pembeli. 

Satu hari, Seng Goan, mengganggu mereka dengan menendang krikil, kemudian lari. Ji Tiok menangis. Ji San, kakaknya Ji Tiok, yang mendengar adiknya menangis kemudian segera mengambil batu dan dilemparkan kepada Seng Goan. 

Batu tepat mengenai dahi Seng Goan. Tetangga-tetangga mereka, Sunda dan Tionghoa segera datang memberi pertolongan. 

Kakek, tak bisa berbuat apa-apa. Dia menangis. Seng Goan kemudian meninggal. Kejadian yang kemudian membawa luka mendalam untuk kakek Sun Hong Kok.

BACA JUGA:Inilah 5 Kelebihan Memelihara Kucing Kampung Dibandingkan Dengan Kucing Ras, Ternyata Ini Perbedaanya!

Itulah gambaran kehidupan masyarakat Tionghoa di Cilimus pada masa penjajahan Belanda. Mereka bisa hidup damai dan berdampingan dengan warga lokal. 

Namun, kini, nyaris sulit menemukan orang Tionghoa yang tinggal di sepanjang jalan utama Cilimus ini. Pertanyaanya, ada apa sehingga menjadi berubah total seperti itu? (*)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: