Geger Kartu Biru di Sepakbola, Pemain Bisa Kena Penalti 10 Menit, Lalu Main Lagi, Ditolak Sana Sini

Geger Kartu Biru di Sepakbola, Pemain Bisa Kena Penalti 10 Menit, Lalu Main Lagi, Ditolak Sana Sini

Aturan baru kartu biru yang akan diuji coba di sepakbola mendapatkan banyak penolakan.-Foto via Fabrizio Romano-radarkuningan.com

RADARKUNINGAN.COM - Kartu biru menjadi aturan baru pada cabang olahraga sepakbola diperkenalkan Dewan sepakbola Internasional (International Football Association Board/IFAB) pada tahun depan.

Dengan adanya aturan ini, wasit akan memiliki 3 kartu untuk memberikan sanksi kepada pemain yakni kartu kuning, kartu merah dan kartu biru.

Masing-masing kartu itu, memiliki tingkat sanksi masing-masing yang dijatuhkan bila pemain melakukan pelanggaran.

Selama ini, publik mengenal kartu kuning dan kartu merah yang diperkenalkan pada Piala Dunia 1970.

BACA JUGA:Mengapa Sekarang Tidak Ada Orang Tionghoa Tinggal di Cilimus? Apa Terkait Peristiwa Berdarah 'Gedoran China'?

Kartu kuning merupakan peringatan pertama bagi pemain dan bila mendapatkan 2 kartu tersebut bakal diusir keluar dari lapangan.

Sedangkan kartu merah adalah hukuman langsung di mana pemain akan dikeluarkan dari lapangan.

Sementara kartu biru, adalah sanksi sementara. Mirip dengan kartu merah, tetapi pemain masih bisa masuk lagi ke lapangan.

Bila seorang pemain terkena kartu biru, nantinya akan disanksi selama 10 menit keluar lapangan. Tetapi bisa kembali ke permainan.

BACA JUGA:5 Rekomendasi Tempat Makan di Cirebon Murah dan Enak, Dijamin Nendang di Mulut dan Gak Bikin Kantong Jebol!

The Telegraph melaporkan bahwa penggunaan kartu biru pada sepakbola akan dilakukan tahun depan sebagai bagian dari uji coba sinbin (bilik dosa).

Kendati demikian, dilaporkan bahwa kompetisi dari level top tidak menjadi bagian dari uji coba kartu biru pada musim depan.

Tetapi kompetisi piala domestik bisa mengajukan secara sukarela untuk penggunaan kartu biru ini.

Aturan sinbin dalam sepakbola ini, belakangan juga ramai dengan penolakan. Misalnya Presiden UEFA, Aleksander Caferin tegas menolak rencana ini.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: