Asal Usul Desa Cantilan Kuningan dan Musyawarah para Petinggi Kesultanan dari Cirebon di Tengah Pengembaraan

Asal Usul Desa Cantilan Kuningan dan Musyawarah para Petinggi Kesultanan dari Cirebon di Tengah Pengembaraan

Asal usul Desa Cantilan, Kecamatan Salajambe, Kabupaten Kuningan.-Tangkapan Layar Youtube My Hometown-radarkuningan.com

RADARKUNINGAN.COM - Sejumlah desa di Kabupaten Kuningan ternyata memiliki keterkaitan sejarah atau setidaknya riwayat cerita tutur dengan Kesultanan Cirebon.

Karena itu, hampir setiap desa di Kabupaten Kuningan memiliki riwayat yang dikaitkan dengan Kesultanan Cirebon baik di era Sunan Gunung Jati, Panembahan Ratu maupun setelah itu.

Salah satunya adalah cerita tutur mengenai asal usul Desa Cantilan, Kecamatan Salajambe yang berada di ujung selatan dari pusat pemerintahan kota kuda.

Desa ini, dikisahkan didirikan dari musyawarah yang dilakukan para sesepuh atau eyang dari Keraton Kaprabonan Cirebon.

BACA JUGA:Ramai Kartu Biru di Sepakbola Ditolak Sana-sini, IFAB Mau Bahas Ulang di Bulan Maret

Pada suatu ketika di tahun 1811, para sesepuh dan petinggi dari Kaprabonan melakukan pengembaraan di Kampung Padukuhan (sekarang Blok Dukuh) di Desa Cantilan.

Awalnya, sebanyak sekitar 30 orang dari Keraton Kaprabonan Cirebon yang sedang berkelana, tiba di lokasi tersebut.

Pimpinan pengelanaan tersebut adalah Eyang Sinagar. Di lokasi itu, lantas digelar sebuah musyawarah untuk mendirikan desa.

Tetapi, upaya musyawarah tersebut ternyata gagal untuk terlaksana. Sehingga tidak ada keputusan yang diambil dan rencana tersebut pada akhirnya mengambang.

BACA JUGA:Jika ke Desa Linggarjati Kuningan, Jangan Lupa Nikmati Kopi Sasadulur Cibunar, Kopi Khas Lereng Gunung Ciremai

Bahkan, Eyang Sinagar keburu mangkat. Rencana mendirikan desa di lokasi tersebut, menjadi tidak jelas tindak lanjutnya.

Pasca pengelanaan itu, adik dari Eyang Sinagar yakni Eyang Morki Blanko melanjutkan perjalanan ke Kampung Babakan yang masih berada di wilayah Cipicung.

Daerah yang didatangi tersebut, kemudian menjadi Desa Padahurip (sekarang, red). Kemudian kepemimpinan dalam musyawarah diambil alih oleh Buyut Bodas dan Embah Duyuk.

Kedua pimpinan baru ini, kemudian pindah ke arah tenggara tepatnya di Kampung Majalangu (sekarang dikenal sebagai Blok Sawah Luhur).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: