Asal Usul Desa Cipedes Kuningan, Pedukuhan yang Didirikan Sunan Gunung Jati saat Melakukan Syiar Islam

Asal Usul Desa Cipedes Kuningan, Pedukuhan yang Didirikan Sunan Gunung Jati saat Melakukan Syiar Islam

Asal usul Desa Cipedes, Kecamatan Ciniru, Kabupaten Kuningan yang memiliki keterkaitan sejarah dengan syiar Islam Sunan Gunung Jati.-Lebakherang TV - Tangkapan layar-radarkuningan.com

BACA JUGA:Aneh Tapi Unik, Inilah 5 Kebiasaan Kucing yang Bikin Pemiliknya Heran, Simak Di Sini Biar Tahu Maknanya!

Di tempat ini, tinggal seorang bangsawan dari Cikasi yang meningngal dunia dan dikebumikan di tempat itu. Namanya adalah Pangeran Slingsingan.

Sampai dengan saat ini, makam dari Pangeran Salingsingan masih ada di lokasi tersebut dan petilasannya pun masih ada.

Lagi-lagi rombongan merasa lokasi ini, belum cukup layak dikembangkan menjadi sebuah pedukuhan.

Sehingga kembali melakukan perjalanan ke arah utara dan ditemukanlah lokasi yang akan menjadi cikal bakal dari Desa Cipedes.

BACA JUGA:Inilah 4 Tempat Indoor Cocok Diletakan Sirih Gading Karena Memiliki Manfaat Bagi Kesehatan

Uniknya, nama desa ini ditentukan dari sebuah sungai. Sebelum tiba di lokasi, rombongan sempat menemukan sungai dengan aliran air yang sangat jernih.

Karena kehausan, mereka sempat minum di sungai tersebut. Anehnya, setelah meminum airnya, terasa pedas seperti habis makan cabai.

Akhirnya, digunakanlah nama Cipedes untuk nama kampung baru itu. Diambil dari kosakata Bahasa Sunda yakni Ci berarti air dan Pedes berarti pedas.

Karenanya, asal usul dari Desa Cipedes besar kemungkinan berasal dari cerita rakyat tersebut.

BACA JUGA:5 Penyebab Tanaman Janda Bolong Tidak Tumbuh, Salah Satunya Karena Ukuran Pot Tidak Sesuai, Coba Periksa!

Perkampungan ini, lantas berkembang pesat baik dari segi penduduk maupun kepemimpinan.

Sosok pertama yang menjadi pemimpinannya adalah Tumenggung Jagadana. Pemimpin pertama Desa Cipedes ini, makamnya juga ada di Tempat Pemakamam Umum Astana Gede.

Kemudian kepemimpinannya diteruskan oleh Embah Buyut Baki. Sosok pemimpin kedua ini, dimakamkan di Astana Leutik.

Selanjutnya, pemerintahan di Desa Cipedes berkembang menjadi pemerintah desa modern dan melalui berbagai peristiwa sejarah seperti zaman penjajahan Belanda dan pemberontakan DI TII.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: