Kisah 2 Keturunan Kerajaan Majapahit yang Menjadi Asal Usul Desa Koreak atau Desa Quro di Kuningan

Tradisi Mapag Sri yang dilaksanakan Desa Koreak, Kecamatan Cigandamekar, Kabupaten Kuningan.-Tvdeo kbku - tangkapan layar-radarkuningan.com
BACA JUGA:Semakin Sayang Melihat Kucing Liar Betah Singgah di Teras Rumah, Ternyata Ini 7 Alasannya!
Mereka berasal dari Gunung Jati yang sedang mengembang tugas menyebarkan Agama Islam di wilayah itu.
Di situ, mereka lantas menempuh pelajaran Agama Islam termasuk Alquran. Setelah itu, menyebarkan dengan cara masing-masing.
Cara yang menarik ditempuh oleh Ratu Ayu Dewi Rachmat. Sang ratu yang pintar menari, menggunakan kemampuannya untuk syiar Agama Islam.
Lantaran banyak yang tertarik lantas mereka menyaksikan pertunjukan hingga pelan-pelan diberi syiar mengenai agama dan akhirnya memeluk Islam.
BACA JUGA:Tak Perlu Panik, Lakukan Cara Berikut Ini Jika Kamu Melihat Ular di Dalam Rumah
Selang beebrapa waktu, Pangeran Kebo Entang kemudian menikah dengan Sang Ratu Tawang hingga memiliki keturunan bernama Nurisah.
Kelak, Nurisah akan menjadi kuwu pertama di Desa Koreak yang dijodohkan dengan Buyut Sengkala Sengkali, keturunan asli dari desa tersebut.
Di wilayah itu, sebelumnya juga sudah ada penyebar Agama Islam dari Banten Ahli Quro yang bernama Rama Eyang Syech Ahmad Yusuf.
Lantas kawasan tersebut diresmikan dengan nama Koreak. Nama ini bukan kebetulan dipilih, karena awalnya salah penyebutan.
Mulanya kawasan itu dinamai Quro, tetapi karena kurang fasih menyebutkannya, akhirnya terdengar Koreak.
Akhirnya banyak orang menggunakan sebutan Koreak, bukan lagi Quro dan penamaan itu bertahan hingga saat ini.
Berdasarkan sumber publikasi Pemerintah Desa Koreak, disebutkan bahwa kawasan permukiman ini diresmikan pada Selasa Pahing, 24 September tahun 856 H.
Pertama kali didirikan pusat pemerintahannya berada di Cibale yang ada di lembah dari Bukit Pasir Bentang.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: