Sagarahiang, Desa Tertua di Kuningan, Ditemukan 48 Situs Purbakala, Termasuk Mirip Gunung Padang

Sagarahiang, Desa Tertua di Kuningan, Ditemukan 48 Situs Purbakala, Termasuk Mirip Gunung Padang

Pj Bupati Kuningan, R Iip Hidajat mengunjungi Desa Sagarahiang yang merupakan salah satu desa tertua di Kabupaten Kuningan dan memiliki banyak peninggalan situs purbakala.-Pemkab Kuningan-radarkuningan.com

BACA JUGA:Kapan Waktu yang Tepat Memberi Makan Kucing?

Termasuk adanya Situs Lingga di Desa Sagarahiang serta peninggalan struktur yang diduga punden berundak.

"Ini menunjukkan peradaban yang luar biasa di Kabupaten Kuningan. Situs di sini menyimpan berbagai bukti peradaban di masa lalu yang luar biasa," katanya.

Peninggalan serupa, kata Raden Iip juga ditemukan di Gunung Tilu. Bahkan dirinya mengunjungi langsung lokasi tersebut.

"Kuningan menyimpan keluhuran budaya di masa lalu. Di Karangkancana, di Cipari, di Sagarahiang. Ini menjadi pengingat untuk kita menjaga peninggalan budaya yang sangat mahal ini," tuturnya.

BACA JUGA:7 Benda Rumahan yang Ditakuti Ular, No 4 Ada Sapu Lidi!

Rencananya, Pj Bupati Kuningan ingin membuat kebijakan untuk membantu kebutuhan dan perawatan situs tersebut. Sehingga nantinya bisa menjadi pusat wisata edukasi, penelitian arkeologi dan wisata sejarah.

Iip Hidajat mengaku tertarik datang karena ingin melihat langsung peninggalan tersebut. Sebab beberapa situs sudah ditetapkan sebagai cagar budaya yang harus dilindungi.

"Ke depan ini harus dapat dilihat anak-anak kita, sehingga mereka mengetahui sejarah yang ada di Kabupaten Kuningan," tuturnya.

Selain meninjau situs, di lokasi tersebut juga dilakukan penanaman berbagai jenis pohon termasuk endemik dan langka.

BACA JUGA:5 Alasan Kucing Kabur dari Rumah; Apakah Karena Gak Betah?

Tujuannya adalah untuk melindungi dan menjaga keseimbangan alam. Sekaligus menunjang aspek pelestarian.

"Kita menikmati alam yang luar biasa di Kabupaten Kuningan, ada Gunung Ciremai. Timbal baliknya kita menanam pohon untuk menjaga keseimbangan alam," ujarnya.

Baginya, menanam pohon adalah bentuk dari doa yakni menanam harapan untuk kelangsungan lingkungan hidup.

"Ini adalah imbal balik kepada alam yang sudah banyak memberikan kepada kita," ungkapnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: