Maria Ulfah, Wanita Berdarah Kuningan Lulusan Universitas Leiden Belanda di Balik Perundingan Linggarjati

Maria Ulfah, Wanita Berdarah Kuningan Lulusan Universitas Leiden Belanda di Balik Perundingan Linggarjati

Maria Ulfah Santoso, wanita pertama dari Kabupaten Kuningan yang merupakan lulusan Universitas Leiden dan memiliki peran penting di perundingan Linggarjati.-Yuda Sanjaya - Repro-radarkuningan.com

BACA JUGA:Hutan 'Pamali' di Kuningan, Diyakini Jadi Sarang Macan Tutul, Letaknya Membentang di 4 Kecamatan

Peran penting lainnya adalah Maria Ulfah mengusulkan mengenai persamaan hak antara laki-laki dan perempuan.

Sejarawan Universitas Gadjah Mada (UGM) Jogjakarta, Mutiah Amini menjelaskan, usulan Maria disetujui dan menjadi Risalah Sidang BPUPKI-PPKI ketika rapat Panitia Perancangan Undang-undang Dasar tanggal 13, Juli 1945.

Usulan itu, diantaranya hak-hak dasar agar dimasukan ke dalam undang-undang dasar.

"Maria menjadi menteri perempuan pertama dalam Kabinet Sutan Sjahrir," kata Mutiah, di laman Historia yang dikutip radarkuningan.com, 16, April 2024.

BACA JUGA:Keunikan 112 Nama Kucing Oren dengan Karakter Ceria dan Artinya, Cocok Untuk Peliharaan Kesayangan!

Warga Kabupaten Kuningan juga bisa mengenang sosok perempuan penting ini bila mengunjungi Museum Perundingan Linggarjati.

Di museum tersebut, terdapat foto besar Maria Ulfah dan perannya dalam perundingan tersebut.

Tertulis bahwa salah satu pengusul pertemuan adalah Maria Ulfah. Sehingga bisa terlaksana di Desa Linggarjati, Kecamatan Cilimus, Kabupaten Kuningan yang berada di kaki Gunung Ciremai.

Perundingan dimaksud terjadi pada 11 sampai dengan 15 November 1946 dan menjadi cikal bakal pengakuan kemerdekaan RI.

BACA JUGA:Ternyata Khasiatnya Luar Biasa! Ini Pendapat Para Akademisi terkait Bunga Pepaya

Kala itu, Gedung Perundingan Linggarjati merupakan sebuah hotel yakni Hotel Merdeka dan satu-satunya di Kabupaten Kuningan.

Tempat ini, dianggap netral untuk berunding. Opsi yang diusulkan Maria tersebut diterima dan disepakati.

Karenanya, sosok Maria Ulfah sangat berperan dalam perundingan tersebut, meski namanya tidak banyak diperbincangkan dalam sejarah.

Maria Ulfah Santoso wafat pada 15 April 1988 dan dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Kalibata, Jakarta.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: