Kuningan sebagai Kabupaten Angklung, Pernah Dideklarasikan, Ternyata Sosok Ini Penggagasnya

Kuningan sebagai Kabupaten Angklung, Pernah Dideklarasikan, Ternyata Sosok Ini Penggagasnya

Kuningan mendeklarasikan diri sebagai kabupaten angklung. -Dian Rachmat Yanuar - Tangkapan layar -radarkuningan.com

RADARKUNINGAN.COM - Banyak julukan yang diberikan untuk Kabupaten Kuningan, Jawa Barat. Salah satunya adalah sebagai Kabupaten Angklung.

Mengapa kabupaten yang berada di kaki Gunung Ciremai ini mendeklarasikan diri sebagai Kabupaten Angklung? Ternyata, erat kaitannya dengan kelahiran alat musik tradisional dari bambu tersebut.

Alat musik yang sekarang sudah mendunia itu, ternyata berasal dari Kelurahan Citangtu. Kelurahan ini masuk ke dalam wilayah Kecamatan Kuningan

Sebelum menjadi kelurahan, Citangtu merupakan sebuah desa yang dipimpin oleh seorang kuwu atau kepala desa.

BACA JUGA:Daftar Klub Sepak Bola Luar Negeri yang Dimiliki Pengusaha Indonesia, Sukses Promosi ke Kasta Tertinggi

Ada 2 sosok yang mengembangkan alat musik ini. Mereka adalah Daeng Sutigna dan Kucit. Daeng Sutigna adalah seorang guru. Sementera Kucit adalah Kuwu Desa Citangtu.

Angklung yang dikembangkan oleh dua sosok tersebut adalah angklung diatonis. Keduanya sangat tekun mengubah alat musik pentatonis (tradisional) menjadi diatonis.

Namun setelah Daeng Sutigna pindah mengajar ke Bandung dan Kuwu Kucit meninggal dunia, seni angklu di Kota Kuda tersebut tersebut terus meredup. 

Banyak pihak yang mencoba membangkitkan kembali seni ini. Salah satu di antaranya dengan mendeklarasikan Kuningan sebagai Kabupaten Angklung.

BACA JUGA:Baunya Bikin Tikus Lari, 5 Cara Mengusir Tikus Dengan Daun Pandan dan Mencegah Balik Lagi

Lalu, siapa sosok penggagasnya? Dia adalah Dian Rachmat Yanuar. Nama ini sangat tidak asing bagi warga Kuningan. Sebab, dia sekarang menjabat sebagai sekretaris daerah (Sekda) Kabupaten Kuningan.

Dian Rachnat Yanuar menggagas Kuningan sebagai Kabupaten Angklung, ketika dia menjabat sebagai Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Kadisdikbud) Kuningan.

Apa alasan Dian menggagas hal tersebut? Menurutnya, ketika itu, seni angklung mengajarkan manusia berharmonisasi dengan alam.

Selain itu, kata dia, angklung juga mengajarkan umat untuk menghargai hasil karya bangsa sendiri. Yang paling utama adalah menghidupkan kembali akar sejarah angklung Kuningan yang terkikis oleh waktu.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: