Dian Rachmat Ungkap Penelusuran Angklung Diatonis di Kuningan, Ujdo Itu Murid Daeng Soetigna

Dian Rachmat Ungkap Penelusuran Angklung Diatonis di Kuningan, Ujdo Itu Murid Daeng Soetigna

Dian Rachmat Yanuar pernah melakukan penelusuran sejarah angklung diatonis di Kabupaten Kuningan saat menjabat kepala dinas pendidikan kebudayaan.-Dokumen Pribadi-radarkuningan.com

RADARKUNINGAN.COM - Dian Rachmat Yanuar ternyata menjadi bagian dari penelusuran sejarah angklung diatonis di Kabupaten Kuningan.

Dian Rachmat Yanuar waktu itu masih belum menjadi sekretaris daerah. Jabatannya adalah kepala dinas pendidikan dan kebudayaan sekitar tahun 2017.

Penelusuran itu, dilakukan Dian Rachmat yang tertarik dengan asal usul angklung. Alat musik tradisional yang sudah ditemukan di Nusantara sekitar Abad 7.

Lantas, angklung dalam beberapa sumber literasi disebutkan sebagai alat musik yang dipakai di Kerajaan Sunda baik untuk hiburan maupun ritual.

BACA JUGA:Aromanya Dibenci Tikus! Ini Dia 6 Aroma Yang Tidak Disukai Tikus, Cocok Mengusir Tikus Keluar Dari Rumah

Namun, perubahan signifikan terjadi di Kabupaten Kuningan sekitar tahun 1930-an. Berdasarkan penelitian dan sumber literasi yang didapat, tenyata tangga nada angklung berubah dari pentatonis menjadi diatonis.

"Saya melihat bahwa anak-anak, siswa, itu perlu diberikan pemahaman tentang seni, tradisi, budaya, sejarah dan alat musik tradisional yang semakin hari semakin luntur," kata Dian Rachmat Yanuar, kepada radarkuningan.com.

Waktu itu, Dian Rachmat mengaku cukup kesulitan menggali sejarah alat musik tradisional itu.

Apalagi ada angklung Kuningan yang saat ini, digunakan oleh masyarakat dengan nada diatonis hasil perubahan oleh Daeng Soetigna.

BACA JUGA:Baunya Bikin Tikus Pergi Menjauh, Ini Dia 5 Bau Alami Yang Tidak Disukai Tikus

"Saya penasaran waktu itu, kok ini sejarah angklung seperti apa," ucap Sekretaris Daerah Pemkab Kuningan itu.

Setelah membaca berbagai sumber, ternyata angklung sudah ada sejak ratusan tahun silam. Namun, ada hal yang menarik yang tak bisa dilepaskan dari catatan sejarah, yaitu berubahnya nada pentatonik ke diatonis itu terjadi di Kuningan.

Ternyata, perubahan tersebut terjadi di rumah Muhammad Satari pecinta alat musik tradisional yang ketika itu menjabat Kuwu Citangtu dan akrab disapa Kucit.

Waktu itu, Kucit juga menjadi guru di HIS yang sekaranng menjadi SMPN 1 Kuningan. Di rumahnya, ada bengkel alat musik termasuk angklung.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: