Sejarah Jembatan Smar di Desa Wilanagara Kuningan, Dibangun 1985 dari Patungan Gabah

Sejarah Jembatan Smar di Desa Wilanagara Kuningan, Dibangun 1985 dari Patungan Gabah

Sejarah Jembatan Smar di Desa Wilanagara, Kecamatan Luragung, Kabupaten Kuningan, dibangun tahun 1985.-Andre Mahardika-radarkuningan.com

RADARKUNINGAN.COMJembatan Smar di Desa Wilanagara, Kecamatan Luragung, Kabupaten Kuningan, ternyata memiliki sejarah yang berkaitan dengan kaum tani.

Sampai saat ini, masih menjadi satu satunya penghubung pemukiman dan areal pesawahan. Dulu, Jembatan Smar memiliki kisah yang berkaitan dengan swadaya masyarakat penghasil gabah.

Kepala Desa Wilanagara, Asep Sudiana mengungkapkan, jembatan yang melintang diatas Sungai Cisanggarung itu dibangun mulai tahun 1985.

Adapun sumber dana yang digunakan, murni dikumpulkan dari anggaran swadaya masyarakat. Menariknya, dana yang dihasilkan tiada lain dari hasil penjualan gabah.

BACA JUGA:Bulunya Terlihat Selalu Kering, Apakah Kucing Juga Berkeringat Sama Seperti Manusia? Ini Kata Ahli

Pada saat itu, Pemdes Wilanagara dipimpin Kuwi Mod Ahmad, sekaligus penggagas dari pembangunan Jembatan Smar. 

Kuwu mewajibkan para petani menyumbangkan hasil jual gabah yang setara dengan hitungan 25 kg per 100 bata sawah atau lahan yang dimiliki petani.

“Jembatan rencana dibangun mulai 1985 digagas oleh Kepala Desa Mod (Ahmad). Anggaran terkumpul  hasil Swadaya masyarakat dari hasil penjualan gabah," kata Asep, kepada radarkuningan.com, Selasa, 3, Juni 2024.

Meskipun digagas pada tahun 1985, awal pembangunan jembatan Smar baru dimulai 3 tahun kemudian.

BACA JUGA:Bukan Hal Mistis, Kenapa Cicak Berbunyi? Berikut Penjelasannya Menurut Sains Beserta Karakteristiknya

Dengan dana yang terkumpul, warga bahu membahu membangun jembatan dengan gotong royong. Selama 2 tahun pembangunan dilaksanakan. 

Akhirnya mereka memiliki akses penyeberangan dari pemukiman ke areal pesawahan seluas 70 hektare lebih. 

"Kala itu dan masyarakat belum memberi nama jembatan yang kini disebut Jembatan Smar," tuturnya.

Pada akhirnya, setelah jembatan rampung tahun 1989, melalui musyawarah dan keputusan bersama, jembatan yang saatini rusak parah akibat terjangan air Sungai Cisanggarung itu resmi diberi nama Jembatan Smar, yang artinya Jembatan Swadaya Masyarakat.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: