Profil Jordi Amat, Jebolan Akademi Espanyol, Tak Bisa Main saat Laga Penentuan Timnas Indonesia
Jordi Amat -Radarkuningan.com-Pranala.co - tangkapan layar
RADARKUNINGAN.COM - Jordi Amat Maas adalah pemain sepakbola profesional Indonesia yang bermain sebagai bek tengah untuk klub Liga Super Malaysia Johor Darul Ta'zim dan tim nasional Indonesia. Dia menghabiskan sebagian besar karirnya bersama Espanyol dan Swansea City, juga mewakili Rayo Vallecano dan Betis di La Liga
Jordi Amat menjadi tambahan tenaga anyar untuk sektor pertahanan Timnas Indonesia. Amat melalui perjalanan karier berliku sebelum akhirnya dinaturalisasi menjadi WNI.
Pelatih Timnas Indonesia, Shin Tae-yong telah memanggil Amat ke skuad untuk Piala AFF 2022. Amat pun kini berlatih bersama skuad Garuda di Bali.
Selain tambahan teknis di lapangan, kehadirannya diperlukan untuk mengubah mentalitas Indonesia. Asnawi Mangkualam Bahar dkk. memang kerap minder saat menghadapi tim-tim yang terlihat kuat.
BACA JUGA:Media Vietnam Sorot Blunder Kiper Ernando Ari: Sempat Linglung dan Tekanan Mental
Pelatih yang akrab disapa STY itu juga sepertinya menginginkan ada transfer ilmu kepada penggawa Garuda lain, macam Elkan Baggott dan Rizky Ridho. Jika sesuai rencana, pertahanan Indonesia akan lebih matang dan solid pada masa depan.
Dengan segala ekspektasi tersebut, tentu ada pertanyaan sebagus apa permainan Jordi Amat selama ini? Berikut profil pemain berusia 30 tahun tersebut.
BACA JUGA:Kalah Saat Lawan Irak, Erick Thohir Langsung Bereaksi Minta Pemain Harus Evaluasi
Jebolan Akademi Espanyol
Pemain bernama lengkap Jordi Amat Maas ini memulai karier dengan menimba ilmu di akademi Espanyol. Ia mendapatkan kesempatan tampil pertama kalinya untuk tim senior saat menjamu Mallorca di La Liga Spanyol pada musim 2009/2010.
Semusim berselang mukjizat datang saat Juan Forlin dan Ernesto Galan mendapatkan kartu merah kontra Real Madrid. Pelatih Mauricio Pochettino tak punya pilihan selain memainkan Jordi Amat yang belum genap berusia 18 tahun.
Namun, dari sanalah kariernya melesat. Pochettino kesengsem dengan permainannya dan memberikan banyak kesempatan untuknya pada musim tersebut.
Sayangnya, menit bermainnya kembali minim saat Pochettino angkat kaki dari Catalan. Ia pun bertahan hingga akhir musim 2012 dan kemudian memutuskan menerima tawaran dari Rayo Vallecano.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: radarkuningan.com