Mengenal Sejarah Tahu Lamping atau Tahu Kopeci Asli Kuningan, Apa Sih Bedanya Dengan Tahu Sumedang?
perbedaan tahu lamping dengan tahu sumedang-Foto from Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan-radarkuningan.disway.id
RADARKUNINGAN.COM - Tahu, makanan yang tidak asing lagi bagi lidah orang Indonesia, telah mengalami evolusi dalam berbagai bentuk dan rasa di seluruh Nusantara.
Dua varian jajanan atau kuliner khas yang cukup terkenal di Jawa Barat adalah Tahu Lamping dan Tahu Sumedang. Kedua jenis tahu ini memiliki keunikan masing-masing yang patut untuk dibandingkan.
Berikut adalah penjelasan lengkap mengenai asal usul tahu lamping khas Kuningan dan juga perbedaannya dari tahu Sumedang.
Sejarah dan Asal-usul
Tahu Lamping, berasal dari daerah Kuningan, Jawa Barat, dikenal dengan tekstur yang lembut dan rasa yang gurih.
Tahu ini dibuat dari kedelai pilihan yang diolah secara tradisional dengan menggunakan air yang khas dari daerah tersebut, memberikan cita rasa yang khas dan berbeda.
BACA JUGA:Inilah 6 Wisata Kuningan Terbaru Yang Cocok Dikunjungi Saat Libur Panjang
Dilansir dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, terdapat kabar yang beredar tentang Huang Lam Ping, seorang pria Tiongkok Cina yang memiliki keluarga di komunitas lokal, memutuskan untuk pindah ke lereng Gunung Ciremai.
Keputusan ini diambilnya karena ia ingin kembali bertani seperti yang dilakukannya di negara asalnya. Di sana, dia menanam berbagai jenis tanaman pertanian seperti padi, palawija, dan sayuran.
Singkat cerita, Huang Lam Ping memperkenalkan hidangan tahu kepada penduduk setempat sambil menunjukkan keahliannya dalam seni bela diri Wing Chun.
Keahlian alaminya memungkinkannya untuk mengendalikan alat masak di atas api tanpa merasa sakit.
Tahu yang dia buat berasal dari kedelai yang ditanamnya sendiri di kebunnya. Penduduk setempat sangat menyukai hidangan baru ini karena rasanya yang gurih dan enak.
Tahu memang sangat lezat jika disajikan dengan nasi dan sambal, atau bahkan hanya dengan cabai dan lontong.
Proses pembuatan tahu dimulai dengan merebus kedelai, kemudian kedelai yang sudah direbus dihaluskan sampai halus. Ampasnya, yaitu air yang tersisa setelah disaring, dibuang.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: