Eks Pengurus PSSI, Beberkan Fakta Masalah Maarten Paes Selain CAS, Ada Alternatif Lain yang Harus Dicoba
Maarten Paes Sedang Memegang Sarung Tangan Penjaga Gawang.-Instagram @maartenpaes-radarkuningan.com
RADARKUNINGAN.COM - Eks pengurus PSSI, yaitu Hasani Abdulgani, dirinya mengungkapkan fakta bahwa ada alternatif lain yang harus dicoba, untuk menyelesaikan masalah Maarten Paes, selain ke Court Arbitration of Sport (CAS).
Berhubung masalah yang menyangkut Maarten Paes di CAS selalu mengambang dan tak ada kepastian, makanya eks pengurus PSSI, Hasani Abdulgani memberikan usulan serta saran lain yang mungkin bisa dicoba oleh PSSI.
Masalah Maarten Paes ini belum ada pembahasannya di CAS, terhitung sejak bulan Juli sampai Oktober, dalam list of hearings atau daftar jadwal sidang, nama Paes tak tercantum di rilis daftar jadwal sidang tersebut.
Terlebih, jika dilihat dari lamanya Maarten Paes di Court Arbitration of Sport, maka kemungkinan dirinya absen pada putaran ketiga Kualifikasi Piala Dunia 2026, September mendatang, bisa saja terjadi.
BACA JUGA:Ada Tanah dan Air dari Kuningan, Ini Penampakan IKN 44 Hari Sebelum HUT RI
Hasani Abdulgani selaku eks pengurus PSSI, dirinya mengatakan satu alternatif lain yang harus dipertimbangkan dan diperhatikan oleh PSSI, selain menggunakan jalur arbitrase.
"Saya pikir ngapain kita melawan regulasi FIFA. Yang kita pertanyakan, boleh nggak Maarten Paes masuk ke Timnas Indonesia," kata Hasani di laman Hasani's Corner yang dikutip radarkuningan.com. Jumat, 5, Juli 2024.
Menurut dirinya, alternatif selain CAS, yaitu konsultasi dan komunikasi perihal negosiasi untuk penyelesaian kasus Paes kepada tim legal dari FIFA, bisa jadi alasan alternatif selain hanya berpaku ke CAS saja.
Masalah yang mengganjal Maarten Paes sehingga proses naturalisasi nya berujung kepada permasalahan, adalah karena Paes yang tersandung aturan Statuta FIFA pasal 9 Ayat 2.
BACA JUGA:Kajene Forest, Hutan di Tengah Kota Kuningan, Jadi Destinasi Baru Wisata, Ada Apa Saja?
Statuta FIFA pasal 9 ayat 2, kurang lebih berbunyi seperti: "Pemain yang permah tampil di Timnas, bisa untuk ganti tim, akan tetapi dengan catatan dirinya berusia di bawah 21 tahun."
Sementara itu, Maarten Paes sudah kadung berusia 22 tahun saat tengah membela Timnas Belanda U21, sebenarnya Paes ingin mengajukan perpindahan federasi, akan tetapi berhubung covid-19, semua jadi tertunda.
Termasuk perpindahan federasi Paes, yang dirinya ingin pindah setelah selesai membela Timnas Belanda U21, akan tetapi berhubung tertunda karena covid-19, jadi Paes malah terhambat hingga usia nya 22 tahun di U21.
Inilah yang jadi poin utama dalam permasalahannya Paes, perpindahan federasi yang telat, setelah dirinya ingin ganti tim dari U21, akan tetapi berhubung ada faktor eksternal, seperti covid-19 yang merupakan kejadian luar biasa.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: