PWI Kuningan Pj Bupati – Disporapar Lebih Prioritaskan Konten Kreator Ketimbang Jurnalis: Berikan Akses Setara

BACA JUGA:5 Rekomendasi Kafe Viral dan Hits di Palutungan Kuningan, Punya Spot Foto Instagramable dengan View Ciamik!

Senada denganya, Relawan TIK Kuningan, Andini Rahmawati membenarkan, masa kepemimpinan Pj Bupati Kuningan, telah terjadi perubahan signifikan dalam cara pemerintah berinteraksi dengan media. 

Namun, ada beberapa isu penting yang perlu dipertimbangkan dalam konteks di atas.

"Pemkab yang semakin sering berkolaborasi dengan konten kreator, yang dikenal melalui platform media sosial seperti YouTube dan Instagram, bertujuan untuk memanfaatkan jangkauan luas dan gaya komunikasi yang lebih informal,” katanya.

Namun, kebijakan ini juga dibarengi dengan pembatasan akses bagi jurnalis, terutama dalam hal wawancara dan peliputan acara resmi.

BACA JUGA:Jadwal Sidang CAS Bulan September Telah di Perbaharui, Ada Nama Maarten Paes di CAS Bulan September?

Padahal, seharusnya Pemkab Kuningan juga berlaku setara. Mengingat ada banyak hal yang perlu dikonfirmasi wartawan kepada pemerintah.

Dikatakannya, konten kreator sering kali tidak terikat oleh standar jurnalisme seperti verifikasi fakta, keberimbangan, dan objektivitas.

Hal ini dapat mengakibatkan penyebaran informasi yang tidak sepenuhnya akurat atau bias, yang dapat mempengaruhi opini publik dengan cara yang tidak diinginkan.

Kedua, dengan lebih banyaknya perhatian yang diberikan kepada konten kreator, jurnalis profesional yang menjalankan tugas investigatif dan laporan mendalam mungkin merasa terabaikan.

BACA JUGA:3 Alasan Kucing Menghindari Pemiliknya, Ternyata Bukan Karena Benci?

Jurnalisme yang berkualitas memerlukan waktu, sumber daya, dan keterampilan khusus untuk menyelidiki dan melaporkan berita secara mendalam. 

"Jika pemerintah mengalihkan perhatian dari jurnalis ke konten kreator, ada risiko bahwa isu-isu penting mungkin tidak mendapatkan liputan yang layak," katanya.

Ketiga, ketergantungan pada konten kreator dapat memperkuat pola pikir homogen dan mengurangi keragaman perspektif. 

"Konten kreator cenderung menciptakan materi yang lebih bersifat hiburan atau yang selaras dengan tren saat ini, sedangkan jurnalis sering kali menghadirkan laporan yang lebih bervariasi dan mendalam tentang berbagai isu sosial dan politik," katanya lagi.

Sumber: