Warga Pakembangan Alami Kekeringan, Antre Air Bantuan Hingga Larut Malam

Warga Pakembangan Alami Kekeringan, Antre Air Bantuan Hingga Larut Malam

Warga Desa Pekembangan, antre untuk mendapatkan air bersih bantuan dari BPBD Kuningan.-Andre Mahardika-Radar Kuningan

KUNINGAN, RADARKUNINGAN.COM - Ancaman kekeringan mulai melanda sejumlah wilayah di Kabupaten KUNINGAN. Salah satunya di Desa Pakembangan, Kecamatan Garawangi. 

Kepala BPBD Kabupaten Kuningan Indra Bayu Permana S STP, mengatakan, pihaknya terus berkoordinasi dengan pihak kecamatan, TNI, Polri dan aparat desa untuk mengatasi kekurangan air tersebut. 

Selain itu, BPBD juga menurunkan tim assessment dan memberikan air bersih untuk kebutuhan masyarakat sekitar.

"Aparat desa sementara mengarahkan masyarakat untuk menggunakan air secara hemat dan bergiliran di tempat penampungan air,” ungkap Indra, Jumat 23 Agustus 2024.

BACA JUGA:PDIP Restui Pasangan Ridho-Kamdan, Siap Bertarung di Pilkada Kuningan 2024

BACA JUGA:Terkendala Jumlah Siswa, Perbaikan SDN Singkup Tertunda

Kelapa Dusun (Kadus) Dalam Desa, Pakembangan, Warta Sudarto mengungkapkan, sekitar 890 jiwa dari 310 kepala keluarga di desanya, mulai kesulitan mendapat air bersih sejak dua minggu terakhir.

Kondisi diperparah dengan sumur warga dan mata air yang biasa digunakan, sudah mulai mengering.

Kedatangan bantuan air bersih dari BPBD setempat, sangat dinanti warga setiap hari. 

Tidak hanya ember, galon kosong pun mereka bawa agar kebagian air untuk stok kebutuhan di rumahnya masing-masing.

BACA JUGA:FIX! Maarten Paes Absen di Round 3 Kualifikasi Piala Dunia Lawan Arab Saudi, Exco PSSI Beberkan Alasannya 

BACA JUGA:Jadwal Lengkap Persib Bandung di AFC Berdekatan dengan Timnas Indonesia

Pada hari Rabu, 21 Agustus 2024, terpantau sebelum air tangki datang, warga rutin antre panjang sampai larut malam menjelang pagi, lantaran khawatir tidak kebagian air.

"Sumur-sumur udah kering, ada beberapa yang masih ada airnya, tapi ngga naik, tanah juga ikut keangkat. Ya setiap ada bantuan air, ngantre segala dibawa, daripada sebelumnya selalu sampai malam, panjang antre," tutur salah seorang warga, Hetti Sumiyati.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: