Peringatan Maulid Nabi di Mata Calon Walikota Bandung, Ini Katanya

Peringatan Maulid Nabi di Mata Calon Walikota Bandung, Ini Katanya

Ketika disinggung menyoal potensi benturan antara perbedaan budaya dan kebiasaan dengan Agama Ketika Kota Bandung menjadi Kota kreatif bertaraf dunia--Sangkanpark - Tangkapan Layar

RADARKUNINGAN - Menggelar Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW, masih menjadi perdebatan. Berikut ini pandangan menurut calon Walikota Bandung, Haru Suandharu.

Melalui momentum Maulid Nabi, Haru Suandharu mengajak seluruh masyarakat untuk mengembalikan semangat dalam meneladani sifat-sifat yang di ajarkan Rasullulah SAW dan menerapkannya dalam kehidupan sehari hari.

"Maulid Nabi itu salah satu sarana, membangkitkan semangat umat islam, mengenal kembali jati dirinya, mengenal kembali idolanya yakni Rassullulah untuk mengingatkan Kembali ke agungan akhlak beliau. Jadi challenge-nya bagaimana menghadirkan kembali jati diri, akhlak, prilaku Rasullulah dalam kehidupan sehari hari,” kata Haru, Minggu 15 September 2024.

Hal ini sangat penting dilakukan, mengingat Kota Bandung sebagai Kota kreatif memiliki daya pikat besar bagi wisatawan, apalagi dijelaskan Kang Haru, dirinya bersama Kang Dhani bercita-cita untuk memajukan Kota Bandung yang kreatif bertaraf dunia.

BACA JUGA:Pertahankan Jiwa Gotong Royong, Warga Wanayasa Hotmix Jalan Gang Secara Swadaya

"Jadi kita ke depan saya bersama Kang Dani cita-citanya mewujudkan Kota Bandung Kreatif yang maju, agamis, Sejahtera dan berkelanjutan, jadi kota kreatif itu identitas kita yang bertaraf dunia dengan banyak wisatawan yang datang baik dari dalam negeri maupun luar negeri kita akan banyak event, kita akan bentuk supaya terbuka lapangan pekerjaan itu disamping investasi tapi itu juga akan ada konsekuensinya," janjinya.

Di sisi lain sebut Haru, Kota Bandung menjadi pilihan bagi orang yang memiliki latar belakang dan keanekaragaman, sehingga diperlukan perhatian agar tidak terjadi gesekan.

"Orang akan banyak masuk ke kota bandung dengan berbagai gaya, latar belakang, kebudayaan, dan kebiasaan yang berbeda, maka orang bandung nya dulu harus punya imunitas, harus punya daya tahan, punya identitas, punya jati diri, dan tidak lain imunitas, benteng pelindung terbaik itu ya agama,” jelasnya.

BACA JUGA:Jay Idzes Kerja Keras Lawan AC Milan, tapi Kesulitan Hadapi Pemain Berdarah Indonesia Satu Ini, Siapa ?

Ketika disinggung menyoal potensi benturan antara perbedaan budaya dan kebiasaan dengan Agama Ketika Kota Bandung menjadi Kota kreatif bertaraf dunia, dikatakan Kang Haru, banyak daerah-daerah bahkan negara yang mampu maju, tanpa harus menggadaikan Agama, Kebudayaan, Jati diri, bahkan negaranya dengan memegang teguh identitasnya sendiri.

“Kita bisa belajar dari Bali, mereka itu daerah wisata, kurang gimana di sana, banyak turis asing datang ke sana, tapi apa orang Bali berubah? Dia tetap dengan agamanya, dia tetap dengan budayanya, kita boleh belajar dari Bali,” katanya.

Untuk ukuran negara, Haru mencontohkan Qatar, negara kaya tersebut mampu menghipnotis wisatawan dari berbagai negara meskipun dengan aturan negara yang sangat ketat.

 "Atau kita juga bisa belajar dari Qatar, yang menjadi tuan rumah penyelenggaraan piala dunia 2022, seberapa ketatnya aturan di sana ketika menggelar piala dunia? Apa boleh minum minuman keras di sembarang tempat? Kan gak bole. Bahkan hingga busana yang di gunakan di tempat publik pun di atur, keren kan, apa turisnya berkurang? Kan tidak," 

Oleh karena itu, Haru menegaskan jika agama menjadi landasan penting bagi masyarakat.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: radarkuningan.com