Pada akhirnya perbuatan dan sepak terjangnya lambat laun diketahui oleh pihak Keraton Kasepuhan. Dia pun mendapatkan peringatan untuk menghentikan aksinya tersebut. Namun, peringatan itu tidak digubris.
Aksi pembangkangan tersebut bukan hanya karena menghendaki barang rampasan semata. Namun, lebih dari itu sebagai upayanya untuk melemahkan Kesultanan Cirebon dan Belanda.
Di antaranya dengan memutuskan mata rantai upeti dari wilayah kidul. Juga, sebagai sikap balas dendam atas nasib kedua leluhurnya.
Akhirnya, pihak keraton di Cirebon memutuskan untuk membunuh Ki Sacawana. Di antaranya dengan mengirimkan puggawa beserta pendekar-pendekar keraton. Tetapi tindakan itu selalu mengalami kegagalan karena kesaktian Ki Sacawana.
Namun selanjutnya ada penghianatan di barisan pendukung Sacawana. Pengkhianat itu memberitahukan kelemahan sosok sakti pemilik Ajian Rawe Rontek tersebut.
Konon, Ki Sacawana hanya dapat dibunuh dengan cara bagian tubuhnya dipisah-pisahkan atau dimutilasi. Bagian tubuh yang dimutilasi harus dikuburkan secara terpisah-pisah pula.
Pada suatu ketika, datanglah di Linggajati seorang yang berpakaian kyai yang akan menjajal kesaktian Ki Buyut Sacawana. Kyai tersebut sudah mengetahui weton kelahirannya Ki Sacawana sehingga bisa mengetahui hari naasnya.
BACA JUGA:Diskusi Seniman Cirebon Raya untuk Hasilkan Cuan, Bahas Peluang Komersil dari Hasil Karya
Di hari naas itu, Ki Sacawana ditantang kyai tadi untuk perang tanding. “Cadu mundur sanyari bumi”, Ki Sacawana menerima tantangan itu.
Perang tanding kedua orang sakti itupun terjadi. Lokasinya digambarkan di tanah lapang yang dikelilingi banyak pohon pinus di lereng Gunung Ciremai. Mungkin di sekitar Gunung Deukeut Desa Setianegara sekarang.
Perang tanding itu sangat alot. Digambarkan perang tanding dimulai dari pagi hingga sore. Tak ada seorang pun yang berani memisahkan.
Ki Sacawana bersenjatakan pusaka semacam golok panjang atau pedang. Si Kyai Keraton otu bersenjatakan keris berwarna putih luk-8 serta bisa memancarkan sinar putih keperakkan.
BACA JUGA:VIRAL Ada Belatung di Mie Gacoan Cirebon, Klarifikasi Manajemen: Sedang Investigasi
Adu kesaktian dengan jurus-jurus silat yang meniru gerakan hewan berlangsung seru. Keduanya sangat berimbang. Tapi pada saat itu menurut perhitungan menjadi hari naas Ki Sacawana, maka benarlah yang terjadi.
Ki Sacawana akhirnya dapat ditusuk dengan keris besi putih oleh si kyai tersebut. Tepat di ulu hatinya. Sudah suratan takdir, sesepuh Cilimus ini harus tewas terbunuh.