Selain itu, masayarakat purba Cipari, juga berkeyakinan adanya tuah. Yakni, semua kebaikan dari seorang kerabat yang telah meninggal, dapat dipusatkan pada monumen-monumen yang didirikan.
Monumen-monumen itu bisa menjadi medium penghormatan, tahta kedatangan, dan juga lambang bagi kerabat yang telah meninggal.
Sementara jasa amal manusia purba Cipari, dapat diperoleh dengan mengadakan pesta-pesta atau upacara-upacara tertentu. Untuk mencapai titik puncaknya dengan mendirikan monumen-monumen tersebut.
Manusia purba di Kuningan ini juga telah mengenal kebaikan yang tidak hanya akan memberikan prestasi dam kehidupan di dunia. Tapi, juga menjamin nasib yang lebih baik lagi dalam hidup sesudah mati nanti.
BACA JUGA:Usai Dicukur Jepang 3-1, Timnas Indonesia Masih Bisa Lolos Asalkan...
Hal demikian menjadi pelindung tingkah laku seseorang dan pemusatannya kepada monumen akan menambah kekayaan, derajat, serta mempertinggi kesejahteraan beserta hasil cocok tanamnya.
Situs Cipari merupakan bagian dari areal Taman Purbakala Cipari. Luasnya sekarang 2500 m persegi. Sisanya merupakan lahan parkir dan rumah jaga.
Situs ini dikenal dengan nama Taman Purbakala. Karena merupakan bentuk pengembangan dan pemanfaatan situs purbakala yang berfungsi sebagai obyek wisata budaya.
Selain itu, sebagai media pembinaan dan pengolahan jatidiri bangsa. Juga, dapat menambah pendapatan asli daerah (PAD) Kabupaten Kuningan. (*)