Dengan alat kelaminnya itu, dia memukulkan ke tanah. Pasir Pugag pun terbelah menjadi dua. Sampai sekarang Cisanggarung menjadi lurus. Pasirpugag yang tadinya satu menjadi dua.
Di sebelah selatan Cisanggarung tetap menjadi Pasir Pugag. Di sebelah utaranya menjadi Pasir Angin.
Untuk memenuhi syarat kedua, Samundaka pergi ke alun-alun. Dia pun masuk ke pohon beringin untuk mengalahkan Duruwiksa.
BACA JUGA:4 Cara Mengatasi Kucing Kampung yang Bertindak Agresif, Lakukan Hal ini Perlahan
Terjadilah pertempuran hebat. Sampai pada akhirnya Duruwiksa kalah kesaktiannya.
Dia pun kabur ke satu rawa dan masuk ke dalamnya. Sampai sekarang rawa tersebut bernama Cimurubus. Tempat masuknya atau mubus Duruwiksa sewaktu dikejar Samundaka.
Dari rawa itu keluar air yang jernih. Kemudia manjadi sebuah sungai, hingga sekarang ini. Sungai itu bernama Cimaleber.
Mendadak setelah itu, pohon beringin yang tadinya kering menjadi lebat kembali. Hal itu membawa kesegaran bagi rakyat Nagri Laris Manis.
Kerajaan menjadi subur dan makmur. Rakyatnya bersorak gembira karena kehidupannya menjadi cukup kembali. Negera ini menjadi gemah ripah, repeh dan rapih.
Sewaktu Duruwiksa masuk ke dalam pohon beringin itu daunnya kering berguguran, dan rantingnya pun rontok. Pohon beringin, mendadak menjadi maleber atau melebar.
Daunya pun lebat dan rindang kembali. Rantingnya juga tumbuh segar, memayungi Nagri Laris Manis.
Setelah kedua syarat dipenuhi, Putri Gandayang Sari menikah dengan Samundaka. Kemudian negara yang tadinya dipimpinnya, diserahkan ke Samundaka.
BACA JUGA:Sebuah Pembuktian dari Rasmus Hojlund, Aston Villa Jadi Korbannya
Dari pohon beringin yang tadinya kering dan daunnya mati, menjadi segar kembali (maleber) dan berwarna hijau, itulah awal mula Desa Maleber.
Maleber, berasal dari kata leber artinya lebar atau tidak kekurangan. Keluar perkataan dari Samundaka bahwa Maleber akan mejadi desa yang rakyatnya leber keberaniannya.