RADARKUNINGAN.COM - Darma merupakan salah nama desa yang terkenal di Kabupaten Kuningan. Nama ini menjadi melejit karena memiliki bendungan besar yang bernama Waduk Darma.
Waduk ini bukan saja merupakan bendungan untuk pengairan, tetapi juga sudah menjadi tujuan wisata terbaik di Kabupaten Kuningan.
Padahal, Darma sebenarnya merupakan nama desa yang kemudian juga menjadi nama salah kecamatan di Kuningan. Lokasinya sekitar 15 km di selatan pusat Kota Kuda.
Ternyata banyak yang baru tahu, jika Darma itu meruoakan singkatan dari Bahasa Sunda. Singkatan itu diambil dari 5 Seloka Darajat yang menjadi pegangan masyarakat setempat sejak dulu kala.
Dulunya, desa ini masuk wilayah kekuasaan Kerajaan kecil Kuningan. Kerajaan itu dipimpin oleh Adipati Kuningan.
Kuningan sendiri bergabung ke Kasultanan Cirebon. Ketika itu Cirebon dipimpin Syeh Sarif Hiidayatullah atau Sunan Gunung Jati.
Pada waktu itu muncul pedukuhan-pedukuhan di Kuningan. Salah satunya pedukuhan yang bernama Darma.
Pedukuhan Darma, dalam Wangsit Damarwulan disebutkan berdiri pada 9 tahun 7 bulan setelah Sunan Gunung Jati dinobatkan sebagai Raja Kasultanan Cirebon.
Ada Datuk Kaliputah yang datang dari Aceh. Dia ingin berguru ke Syeh Syarif Hidayatullah. Setelah itu dia mendapat tugas menyebarkan Islam di wilayah perbatasan dengan Kerajaan Galuh.
Datuk Kaliputah tidak sendiri. Dia dibantu 2 orang rekannya, yakni Syeh Karibullah dan Syeh Rama Haji Ireungan.
Syeh Rama Haji Ireungan datang ke Darma lebih dulu. Kemudian 2 hari setelahnya menyusul Syeh Karibullah dan 12 hari lagi baru Syeh Datuk Kaliputah.
Kalau dirunut dari tahun dinobatkannya Syeh Syarif Hidayatullah tahun 1492, maka Pedukuhan Darma berdiri sekitar tahun 1502.