RADARKUNINGAN.COM - Peneliti Situs Gunung Padang di Kabupaten Cianjur, Dr Ali Akbar menjawab adanya indikasi major error yang membuat jurnal ilmiah ditarik dari Archaeological Prospection, John Wiley & Sons Ltd.
Arkeolog Universitas Indonesia (UI), Dr Ali Akbar kecewa dengan adanya retraction atau penarik tersebut. Apalagi hanya dilandasi oleh adanya keberatan dari pihak ketiga anonim.
Perjalanan penelitian di Situs Gunung Padang pun memakan waktu tidak sebentar dan melibatkan peneliti ahli dari berbagai disiplin ilmu.
Baginya, penarikan jurnal internasional mengenai Situs Gunung Padang adalah sebuah kejanggalan dan kontroversi.
"3 tahun riset di lapangan, sangat intensif. Ada ragam disiplin ilmu, arkeologi, geofisika, petrografi, petrologi, geografi, stratigrafi, arsitek, hidrogeologi, antropoligi hingga filologi," kata Ali Akbar dalam penjelasannya, dikutip radarkuningan.com, Jumat, 29, Maret 2024.
Dijelaskan dia, saat penelitian, hampir setiap sisi dari bukit dari Gunung Padang dilakukan eskavasi. Sehingga terlihat tampilan seperti sekarang ini.
Kemudian temuan dilakukan uji carbon dating dan mineral. Prosesnya cukup panjang, disertai dengan riset lapangan untuk melengkapi data.
Selain jurnal, sebelumnya sudah diterbikan buku. Sudah ada pula publikasi berupa seminar internasional di beberapa negara seperti Amerika, Inggris, China, Korea Selatan, Jerman. Bahkan China mengundang selama 2 kali.
"Setelah itu, berusaha untuk mulai mengarah ke penerbitan jurnal internasional yakni Scopus dengan terindeks paling tinggi yakni Q1. Setelah dikirim memang terdapat berbagai tanggapan misalnya dari ruang lingkup yang dianggap tidak cocok," tuturnya.
Barulah setelah itu, kata Ali Akbar yang sempat meneliti Situs Purbakala di Gunung Tilu Kuningan, mengirimkan ke Jurnal Archeological Prospection pada 14 Desember 2022.
Dalam proses sebelum penerbitan, jurna di-review oleh 3 orang reviewer. Hal itu terlihat dari jenis komentar dan pertanyaannya, termasuk proses perbaikan yang memakan waktu 9 bulan.