Mengunjungi Rumah Kucit, Mengenal Sosok Kuwu Citangtu dan Sejarah Alat Musik Angklung di Kuningan (Bagian 1)

Jumat 17-05-2024,11:12 WIB
Reporter : Andre Mahardika
Editor : Yuda Sanjaya

Meski diangkat anak, sebetulnya mereka masih bersaudara. Ayah Yeni dan 5 kakaknya bersaudara dengan istri dari Kucit.

Adapun 6 anak yang kemudian diangkat anak oleh Kucit adalah Suharja, Adang, Sugiarti, Kusdilan, Kusnan, dan Yeni.

Lalu, bagaimana kisah Kucit lantas berkaitan dengan sejarah angklung di Kabupaten Kuningan?

Rupanya hal itu terjadi karena selain menjadi kuwu alias kepala desa, Kucit adalah guru SD dan SMP di HIS (High Indonesian School).

BACA JUGA:Haram Dibasmi! Ini Bacaan Doa Mengusir Semut dari Rumah Warisan Nabi Sulaiman AS

Di HIS itulah sekitar tahun 1931, Kucit berjumpa dengan Daeng Soetigna dan mereka banyak berhubungan terkait dengan angklung.

Bekas HIS di Kota Kuda, sekarang menjadi SMPN 1 Kuningan yang berlokasi di Jl Siliwangi, persis dekat Pendopo Kantor Bupati.

Setelah jadi guru, Kucit kemudian bekerja di bidang pertanian, sampai akhirnya dipindahtugaskan menjadi Camat di Kecamatan Astanajapura dan Kecamatan Mundu, Kabupaten Cirebon.

Kepindahan Kucit waktu itu, dikarenakan faktor keamanan dan ketertiban masyarakat terganggu dengan adanya rampok dan bandit.

BACA JUGA:Tanggal Rilis 4 Judul Film di Bulan Mei 2024, Mulai dari Film Action Hingga Anime!

"Zaman dulu tuh dialihkan ke daerah rawan, Mundu sama Astanajapura itu terkenal banyak rampok dan bandit,” sebutnya.

Setelah melalangbuana menjabat kuwu dan camat, Kucit lantas pensiun sebagai DHC 45, semacam veteran.

Kini, rumah peninggalan KuCit yang masih kokoh dengan desain ala Belanda dihuni 2 anak angkatnya, yaitu Yeni dan Kusnan.

Di rumah itulah, Kucit punya bengkel angklung dan melakukan banyak perubahan bersama dengan Daeng Soetigna.

Kategori :