Pembangunan Rumah Korban Bencana Alam Mirip Kompleks Perumahan

Pembangunan Rumah Korban Bencana Alam Mirip Kompleks Perumahan

KUNINGAN-Setelah tinggal di huniam sementara (huntara) selama dua tahun, akhirnya warga korban bencana alam di sejumlah desa di Kabupaten Kuningan mulai menempati rumah baru. Rumah ini dibangun atas peran pemerintah pusat, daerah dan desa yang anggarannya dikucurkan dari program bantuan stimulan perumahan swadaya (BSPS) Kementrian PUPR. Pembangunan rumah bagi warga korban bencana alam Dusun Purwasari, Desa Cimara, Kecamatan Cibeureum, hampir rampung. Rumah bertipe 36 dengan dua kamar tidur, satu ruang tamu, kamar mandi dan dampur itu berderet rapi layaknya kompleks perumahan. Kendati belum seratus persen selesai, namun sudah ada warga Dusun Purwasari yang menempati rumah tersebut. Alasannya, rumah yang lama kondisinya sudah memprihatinkan dan takut terjadi hujan besar. Apalagi letaknya berada di tembing dan masuk dalam zona rawan bencana alam. Jejeran rumah berplester semen itu seolah menjadi kebanggaan bagi warga Purwasari. Mereka bahu membahu membangun rumah tersebut. Tak sedikit warga yang akhirnya mengeluarkan biaya tambahan agar rumahnya itu lebuh kuat dan modern. Bahkan ada lantai rumah yang dipasang granit, dan pilar berbentuk minimalis. Alhasil rumah-rumah yang dibangun dari program BSPS itu terlihat lebih megah dan mewah. Meski lahannya tidak seluas rumah warga yang lama, namun masyarakat tak mempermasalahkannya. Seperti yang dikatakan Casmedi, salah seorang penerima program BSPS. Casmedi mengaku senang akan menempati rumah baru setelah sebelumnya tinggal di rumah keluarhanya. Bantuan uang dari pemerintah melalui program bantuan stimulant perumahan swadaya (BSPS) itu memacu semangat warga membangun rumahnya. “Warga korban bencana yang sekarang direlokasi ke sini (bukit, red) mendapat bantuan dari program BSPS. Besarannya sama yakni Rp35 juta. Dan tidak semua uangnya kami terima, karena untuk material bangunan, langsung ditransfer ke toko bangunan,” terang Casmedi (60). Penerima bantuan BSPS lainnya, Isah menyebutkan bahwa pembangunan rumahnya mendapat bantuan dari para tetangga. Untuk makanan juga mendapat bantuan dari warga sekitar yang tidak terkena bencana alam. “Ini rumah saya yang sedang dibangun. Ukurannya enggak besar, beda dengan rumah yang dulu. Tapi meski enggak besar, saya bersyukur mendapat bantuan dari pemerintah. Hampir satu dusun dipindahkan ke sini,” sebut wanita bertubuh subur tersebut. Pembangunan rumah bagi warga korban bencana alam juga tengah berlangsung di Desa Kutawaringin, Kecamatan Selajambe. Di desa ini, ada 30 rumah yang sedang dalam tahap pembangunan. Rumah-rumah tersebut memiliki model dan ukuran yang sama. “Alhamdulillah sedang dalam proses pembangunan pak. kami sangat senang mendapatkan bantuan pembangunan rumah. terlebih tanahnya disediakan pemerintah. Di sini (Kutawaringin, red) ada sebanyak 30 rumah yang sedang dibangun,” tutur Rusman, warga yang terkena relokasi. Kemudian untuk Desa Cipakem, Kecamatan Maleber, ada sebanyak 163 unit rumah warga terdampak bencana. Warga direlokasi ke tempat yang lebih aman akibat rumahnya tertimpa musibah pergerakan tanah, sehingga tak dapat kembali dihuni. Di area yang sudah disediakan, warga mulai melakukan pembangunan. Anggaran untuk pembangunan rumah berasal sama bantuan pemerintah melalui program BSPS sebesar Rp35 juta per rumah. Pemerintah juga berniat membangun rumah bagi warga Margacina, Kecamatan Karangkancana yang terkena bencana alam pergerakan tanah. Hanya saja proses pembangunannya belum bisa dilaksanakan lantaran terkendala masalah lahan. Jika lahannya sudah siap, pemerintah akan segera membangun melalui program BSPS. “Untuk Margacina, belum bisa dilakukan pembangunannya karena masih ada kendala lahan. Persoalan ini sedang dalam penanganan. Mudah-mudahan saja lahannya sudah tidak ada masalah sehingga proses pembangunan rumah bisa dimulai,” sebut Kepala DPRPP, HM Ridwan Setuawan SH MH MSi. (ags)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: