Kisah Mistis di Balik Keangkeran Tugu Perbatasan Cirebon-Kuningan
Baca juga:
Oknum Marbot Masjid yang Cabuli Anak di Sumber Mengancam Mau Bunuh Diri
Tapi entah kenapa, bus nyelonong dan menghantam rombongan pengendara sepeda motor yang berada di bahu jalan dan menyeretnya hingga berhenti di bantaran sungai. Padahal jalanan masih terhitung sepi.
Pada saat evakuasi korban, mobil bus tersebut tidak mau terangkat meski alat berat sudah didatangkan tiga unit.
“Saya ikut membantu korban yang saat itu terjepit badan bus dan keadaannya masih hidup, tetapi ketika badan bus mau diangkat, jatuh lagi dan menimpa si korban, terus berulang-ulang hingga tiga kali mungkin,” tutur Wahid.
Dirinya sampai harus rela berlumuran darah korban yang saat itu meninggal di pangkuannya ketika dibawa ke rumah sakit. “Kalau waktu itu bisa cepat terlepas dari jepitan badan bus mungkin masih bisa terselamatkan,” paparnya.
Pada saat kejadian itu, dua orang meninggal di tempat dan satu lagi meninggal dalam perjalanan ke rumah sakit, semuanya masih satu keluarga.
Cerita lain dituturkan Dicky yang juga merupakan pengendara ojek pangkalan Wanayasa, dirinya sempat membawa penumpang yang minta diantar ke daerah Sedong, tetapi penumpang tersebut minta turun di sebuah kebun yang jauh dari pemukiman warga.
Selesai transaksi ongkos ojek, Dicky tidak bisa menemukan jalan pulang hingga dirinya harus putar-putar tidak tentu arah.
“Saat itu sekitar jam tujuh pagi, dan saya bawa penumpang ke arah Sedong, setelah penumpang turun, saya seperti linglung tidak tahu jalan,” kata Dicky.
Hingga akhirnya ada suara adzan, dan dirinya memutuskan mengikuti suara itu hingga bisa menemukan jalan kembali. “Dari pagi saya muter-muter ngak tentu arah hingga dzuhur,” ujarnya sambil menghisap sebatang rokok sambil mengingat kejadian yang pernah dialaminya itu.
Sempat suatu ketika temannya yang merupakan ojek dari desa tetangga membawa penumpang dan melintasi tugu perbatasan, tetapi ketika melintas di kawasan itu, penumpang tersebut menghilang dari jok belakang motor.
“Menurut pengakuan teman saya, penumpangnya seorang perempuan dan minta diantar ke arah Kuningan, tetapi ketika pas melintas di tugu perbatasan, ada keanehan di bobot motor, ketika dia menoleh ke belakang, ternyata penumpang sudah tidak ada,” ujar Dicky sambil memperlihatkan bulu halus di tangannya yang sudah berdiri.
Dari berbagai cerita yang menghiasi keberadaan tugu perbatasan Cirebon-Kuningan tersebut, menurut pengamatan penulis memang menantang untuk memacu kendaraan hingga speed limit. Tak heran jika kecelakaan di jalur tersebut berakhir dengan korban jiwa. (brd)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: