Tragedi Kanjuruhan 125 Meninggal, Paling Kelam di Indonesia, Ketiga Dalam Sejarah Sepak Bola Dunia

Tragedi Kanjuruhan 125 Meninggal, Paling Kelam di Indonesia, Ketiga Dalam Sejarah Sepak Bola Dunia

Ilustrasi. Tragedi Kanjuruhan menjadi yang paling kelam di Indonesia, dan ketiga di dunia sepak bola.-Dzulham Fadholi-Radar Cirebon

RADAR KUNINGAN.COM - Sepak bola Indonesia kembali berduka, tragedi di Kanjuruhan menjadi sejarah paling kelam yang terjadi di Tanah Air.

Pertandingan antara Arema FC vs Persebaya Surabaya di Stadion Kanjuruhan, Kabupaten Malang yang berakhir rusuh itu, tercatat menjadi yang paling kelam di Indonesia.

Menurut Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo, data korban meninggal dunia dalam tragedi Kanjuruhan berjumlah 125 orang.

"Terverifikasi yang meninggal jumlahnya dari awal diinformasi 129. Data terakhir berdasarkan pengecekan dan verifikasi dengan dinkes jumlahnya 125 karena ada yang tercatat ganda," kata Listyo saat melakukan konferensi pers di Stadion Kanjuruhan Malang, Minggu malam 2 Oktober 2022.

BACA JUGA:Hendak Tawuran, Anggota Geng Motor Enjoy Barat 087 Cirebon, Diamankan anggota Polresta Cirebon

Mengacu dari jumlah korban tragedi Kanjuruhan yang berjumlah 125 orang, maka angka tersebut menjadi ketiga dalam sejarah sepak bola dunia.

Dari data yang tercatat dalam sejarah sepak bola dunia, kematian terbanyak terjadi di Estadio Nacional Disaster, Lima, Peru.

Menurut laporan Priceonomics, pertandingan paling mematikan itu terjadi pada 24 Mei 1964 dan merenggut nyawa 328 orang.

Timnas Peru bersua Argentina di babak kualifikasi kedua untuk turnamen Olimpiade Tokyo. Pertandingan ini disaksikan 53.000 penonton atau 5 persen dari populasi ibu kota pada saat itu.

BACA JUGA:Ini Sanksi dari PSSI, Arema Tak Boleh Jadi Tuan Rumah sampai Liga Berakhir

Sebagai akibatnya, 328 orang tewas karena sesak napas dan pendarahan internal, meskipun kemungkinan jumlah korban tewas lebih tinggi.

Kematian terbanyak kedua terjadi di Accra Sports Stadium Disaster, Accra, Ghana, yang menewaskan 126 orang, terjadi pada 9 Mei 2001.

Jika jumlah korban dalam tragedi Kanjuruhan tidak ada perubahan, maka akan tercatat sebagai terkelam ketiga dalam sejarah sepak bola dunia, dengan jumlah 125 orang tewas.

Menurut data Save Our Soccer (SOS), sebelumnya total korban tewas dalam sejarah sepak bola Indonesia mencapai 78 orang, itu pun sejak 1995 hingga 2022 sebelum tragedi Kanjuruhan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: