Badugang Jaya, Legenda Sangkuriang Versi Kuningan, Membuat Sungai dengan Alat Kelamin

Badugang Jaya, Legenda Sangkuriang Versi Kuningan, Membuat Sungai dengan Alat Kelamin

Aliran Sungai Cimanis Kuningan yang memiliki legenda tentang Badugang Jaya.-Ist-

BACA JUGA:Jembatan Ciharendong, Sosok Perempuan dan Kuburan Misterius

Kuswa'i, salah seorang warga yang juga sesepuh di Desa Ciawi Gajah, Kecamatan Beber, Kabupaten Cirebon, sedikit berbagi tentang kisah Badugang Jaya ini.

"Diambilah bambu tamiang (bambu untuk bahan seruling) lalu dirojok (merodok) ke dalam gua," ujar Kuswa'i.

Sang putri yang memiliki kegemaran nyirih (menguyah daun sirih) terdesak di dalam gua, dirinya lalu memiliki ide untuk meludahi bambu tadi agar terlihat seperti cipratan darah.

Bambu yang dipakai Badugang Jaya kemudian ditarik keluar, kemudian melihat di ujungnya terdapat cipratan merah menyerupai darah.

BACA JUGA:Sejarah Waduk Darma, 9 Desa Ditenggelamkan, Ada Rel Kereta di Dasar Air

Badugang Jaya beranggapan cipratan merah tersebut merupakan darah milik sang putri, dirinya merasa puas telah berhasil membunuhnya.

"Padahal itu ludah putri yang berwarna merah akibat dari nyirih," ucap Kuswa'i.

Berada lama di dalam gua membuat sang putri tidak nyaman, akhirnya memutuskan keluar tetapi diketahui kembali oleh Badugang Jaya.

Saling kejar pun kembali terjadi. Putri Rundasih dikejar hingga terdesak di daerah Maneungteung, Kabupaten Cirebon.

BACA JUGA:Nyangkut di Puncak Pohon, Petugas Damkar Evakuasi Drone Seharga 25 Juta

Putri Rundasih yang terdesak akhirnya terpeleset dan masuk sungai, hingga akhir hayatnya sungai tersebut di sebut Sungai Maneungteung. 

Badugang Jaya yang ikut menceburkan diri ke sungai itu, konon menjadi buaya putih dan bergentayangan di Sungai Maneungteung.

Diceritakan Kuswa'i, gua tempat persembuyian putri di desanya, kini terkenal dengan nama Liang Putri, dan bambu tamiang yang dijadikan alat untuk menusuk sang putri, sempat tumbuh di sekitarnya.

"Dulu tamiangnya tumbuh di sekitar Liang Putri, tapi sekarang sudah tidak ada tergerus aliran air," ujar pria yang tinggal di Blok Parenca RW 12 Desa Ciawi Gajah, Kabupaten Cirebon.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: