Presiden Joko Widodo Desak Hentikan Perang Antara Israel dan Palestina
SIKAP INDONESIA: Presiden Joko Widodo ketika menyampaikan pernyataan mengenai situasi terkini konflik Israel-Palestina, yang disiarkan di akun YouTube Sekretariat Presiden RI pada Selasa (10/10). --
RADARKUNINGAN.COM - Presiden RI Joko Widodo mendesak agar perang antara Israel dan Palestina segera dihentikan untuk mencegah lebih banyak korban jiwa dan kerusakan yang terjadi.
Pernyataan ini disampaikan oleh Presiden Jokowi dalam konferensi pers terkait situasi konflik yang sedang berlangsung antara Israel dan Palestina.
“Karena eskalasi konflik dapat menimbulkan dampak kemanusiaan yang lebih besar,” kata Presiden Jokowi, yang disiarkan di akun YouTube Sekretariat Presiden, Selasa (10/10).
Presiden Jokowi juga menjelaskan bahwa ia telah memerintahkan Menteri Luar Negeri Retno Marsudi beserta kementerian/lembaga terkait untuk segera melindungi Warga Negara Indonesia (WNI) yang berada di wilayah konflik. Ia menekankan bahwa akar konflik ini adalah pendudukan wilayah Palestina oleh Israel, dan solusi yang tepat harus segera dicari sesuai dengan parameter yang telah disepakati oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).
BACA JUGA:Kebijakan Penutupan Fitur Lokapasar TikTok Shop sebagai Langkah Perlindungan dan Persaingan Sehat
“Akar konflik tersebut yaitu pendudukan wilayah Palestina oleh Israel, harus segera diselesaikan sesuai parameter yang sudah disepakati PBB,” ujarnya.
Sementara, dilansir Antara, Wakil Presiden RI Ma'ruf Amin juga seruan agar perang antara Palestina dan Israel segera dihentikan, dan proses perdamaian harus kembali menjadi fokus dalam pembahasan solusi bagi kedua negara.
"Kita berusaha juga untuk kedua belah pihak (Palestina-Israel) menghentikan pertempurannya dan kembali pada penyelesaian damai dan kembali pada penyelesaian two state solution," kata Ma'ruf Amin dalam konferensi pers kunjungan kerja di Kantor Gubernur Papua, Jayapura, Selasa (10/10).
Ia juga menyampaikan bahwa pemerintah telah melakukan persiapan evakuasi bagi 230 WNI yang sedang berwisata religi di Israel ketika serangan dilakukan oleh milisi Palestina, Hamas.
Ma'ruf menambahkan bahwa Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) sudah bertindak sebagai penengah untuk mencapai perdamaian antara kedua negara tersebut. Selain evakuasi, pemerintah juga berupaya mendamaikan situasi agar pertempuran dapat dihentikan.
Konflik ini dimulai ketika kelompok bersenjata Hamas menyerbu perbatasan Israel-Gaza dari Gaza. Balasan dari Israel berupa serangan besar-besaran di Gaza, kemungkinan dilanjutkan dengan serangan darat ke wilayah yang sebelumnya telah keluar dari kendali Israel setelah 38 tahun pendudukan. Serangan Hamas itu menyebabkan 800 warga Israel tewas dan lebih dari 2.500 orang terluka, sedangkan dari pihak Palestina sudah lebih dari 500 warga tewas dan lebih dari 3.000 orang terluka akibat serangan udara Israel.
Badan PBB untuk pengungsi Palestina (UNRWA) mencatat adanya hampir 74.000 pengungsi yang tinggal di 64 tempat penampungan UNRWA. Jumlah pengungsi tersebut diperkirakan masih akan bertambah seiring berlanjutnya serangan udara dan tembakan besar-besaran yang terjadi, termasuk di wilayah-wilayah sipil.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: