Kisah Warung Burjo Kuningan, Si Penyelamat Perut Lapar Anak Kos

Kisah Warung Burjo Kuningan, Si Penyelamat Perut Lapar Anak Kos

Warung Burjo Kuningan kini tersebar di hampir seluruh Pulau Jawa. -via Gmaps/Algustionesa Yoshi-radarkuningan.com

KUNINGAN, RADARKUNINGAN.COM - Warung Burjo KUNINGAN susah kesohor ke seantero negeri, dan memiliki segmen pasar tersendiri, khusunya kalangan mahasiswa dan anak kos.

Warung bubur kacang ijo alias Burjo Kuningan memang sangat kesohor di daerah seperti Jogjakarta yang banyak terdapat mahasiswa dan anak kos.

Kehadiran Burjo Kuningan yang sanggup buka 24 jam dan mematok harga murah meriah, tentu menjadi penyelamat perut lapar anak kos dan mahasiswa.

Sebenarnya, tidak ada catatan resmi terkait dengan asal muasal Burjo Kuningan. Siapa yang memulai pertama kali dan di mana tempatnya.

BACA JUGA:MKMK Segera Menuntaskan Pemeriksaan Terhadap Hakim Konstitusi Terlapor, Sanksi akan diputuskan Berdasarkan Pel

Apalagi bubur kacang ijo bukanlah makanan khas Kuningan. Panganan lain yang dijual di warung burjo juga tidak ada khas Kuningan. 

Sebab, menu template yang disajikan biasanya: bubur kacang ijo, bubur ayam (tidak selalu), mi instant, kopi, teh, susu, telur ayam kampung, rokok, hingga gorengan.

Namun Misael A Husin yang merupakan seorang penulis, pernah mengulas salah satu versi soal asal muasal burjo ini. Menurut dia, sejarah warung burjo diawali oleh Salim Saca, warga Garawangi, Kabupaten Kuningan.

Waktu itu, bubur kacang ijo merupakan salah satu menu sarapan urang Sunda. Termasuk di Kabupaten Kuningan. Salim Saca awalnya berjualan keliling memakai dongdangan atau gerobak.

BACA JUGA:Jokowi Usulkan Agus Subiyanto sebagai Calon Tunggal Panglima TNI Berdasarkan Rekam Jejak dan Jam Terbang

Lantas usaha Salim Saca ini berkembang dan dia memutuskan membuka warung burjo di Kuningan. Sehingga tidak lagi berjualan keliling. 

Salim Saca lantas membagikan resep pembuatan burjo tersebut yang diikuti oleh banyak orang di Garawangi dan sekitarnya. Menariknya, masyarakat Kuningan yang dikenal sebagai perantau ulung, membawa resep ini ke luar kota. 

Mereka menantau ke Jogjakarta, Semarang, Jabodetabek, Bandung dan kota-kota lainnya. Singkat cerita, warung burjo Kuningan pun menjamur di berbagai kota. 

Bahkan, warung burjo sudah jadi identitas masyarakat Kuningan. Sudah selevel dengan warteg yang identik dengan Tegal, pecel lele Lamongan tau bahkan warung nasi padang.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: