Masjid Tua Al Mubarok, Saksi Bisu Pangeran Kuningan di Jakarta, Kini Terhimpit Gedung Pencakar Langit

Masjid Tua Al Mubarok, Saksi Bisu Pangeran Kuningan di Jakarta, Kini Terhimpit Gedung Pencakar Langit

Masjid Tua Al Mubarok yang didirikan Adipati Ewangga atau Pangeran Kuningan. -Kemayoran Kepu-radarkuningan.com

BACA JUGA:Ribuan Kader Demokrat Kuningan Sambut AHY, Partai Demokrat Targetkan Raih 70 Kursi di DPR RI

Masjid ini juga menjadi benang merah adalah usul nama Kuningan di Kota Jakarta Selatan yang masih ada hubungannya dengan Kabupaten Kuningan, Provinsi Jawa Barat.

Nama kedua daerah tersebut memang sama. Bedanya di Jakarta, Kuningan dikenal sebagai sebuah kawasan bisnis yang sangat populer dan bergengsi.

Kawasan bisnis ini juga dikenal sebagai Segi Tiga Emas Jakarta yang mencakup Jl HR Rasuna Said, Jalan Jenderal Gatot Subroto, Jl MH Thamrin, dan Jl Jenderal Sudirman.

Sedangkan di Jawa Barat, Kuningan adalah sebuah kabupaten yang dikenal dengan keberadaan beragam destinasi wisata alam.

BACA JUGA:Bagaimana Merawat Tanaman Di Musim Hujan? 4 Cara Merawat Tanaman Pada Musim Hujan, Jangan Sampai Salah Paham!

Sama-sama memiliki nama Kuningan, ternyata asal usul kedua kawasan tersebut berasal dari seorang tokoh yakni Adipati Kuningan dan Dipati Ewangga.

Kisah ini, diceritakan Kilas Sejarah Kuningan yang juga dipublikasikan portal resmi Pemerintah Kabupaten Kuningan.

Peristiwa itu, terjadi pada tahun 1526 M saat pasukan Cirebon dan Demak menyerang Banten. Kemudian di tahun 1527 melakukan penyerangan ke Sunda Kelapa.

Bahwa saat era perlawanan Kesultanan Cirebon terhadap Portugis, pasukan dari Kuningan pada waktu itu juga ikut bertempur.

BACA JUGA:5 Tanaman yang Boleh Ditanam Di Depan Rumah, Memiliki Tampilan Menawan dan Dapat Membawa Keberuntungan

Saat itu, Fatahillah yang berperang di Jakarta dibantu pasukan Kuningan. Kedatangan pasukan dari berbagai daerah tersebut, cukup membuat Portugis ketar-ketir.

Peristiwa penyerangan tersebut, memang atas inisiasi Kesultanan Demak dan Kesultanan Cirebon.

Kedua kesultanan tersebut geram karena dominasi Portugis dan Kerajaan Pajajaran di lautan.

Waktu itu, Adipati Kuningan dan Dipati Ewangga bahkan ikut membantu Fatahillah untuk membentuk pemerintahan di Jayakarta.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: