Kujang, Pusaka Khas Masyarakat Sunda Ini Punya 4 Fungsi dan 7 Bentuk, Sangat Magic dan Disakralkan

Kujang, Pusaka Khas Masyarakat Sunda Ini Punya 4 Fungsi dan 7 Bentuk, Sangat Magic dan Disakralkan

Kujang senjata khas masyarakat Sunda memiliki ragam fungsi dan jenis. -Sumedang Kab/Ist-radarkuningan.com

BACA JUGA:Seekor Harimau Sumatera Lahir di Roma, Dikasih Nama Terima Kashi, Induk Berasal dari Prancis dan Italia

Dari sebuah peralatan pertanian, senjata ini berkembang menjadi sebuah benda yang memiliki karakter tersendiri. Juga cenderung menjadi senjata yang bernilai simbolik dan sakral. 

Wujud baru pusaka tersebut seperti yang dikenal saat ini, diperkirakan lahir antara abad 9 sampai abad 12.

Dalam Wacana dan Khasanah Kebudayaan Nusantara, Kujang diakui sebagai senjata tradisional masyarakat Masyarakat Jawa Barat, khususnya Sunda. Kujang dikenal sebagai senjata yang memiliki nilai sakral serta mempunyai kekuatan magis. 

Beberapa peneliti menyatakan bahwa istilah Kujang berasal dari kata Kudihyang. Yang merupakan akar kata Kudi dan Hyang.

BACA JUGA:Aktivitas Gunung Ciremai Terkini, 1 Kali Gempa Tektonik Lokal. Asap Kawah Nihil

Kudi diambil dari bahasa Sunda Kuno yang artinya senjata yang mempunyai kekuatan gaib dan sakti. Juga sebagai jimat, dan penolak bala. Misalnya untuk menghalau musuh atau menghindari bahaya atau penyakit.

Senjata ini juga disimpan sebagai pusaka. Digunakan untuk melindungi rumah dari bahaya. Caranya dengan meletakkan di dalam sebuah peti atau tempat tertentu di dalam rumah. Bisa juga diletakkan di atas tempat tidur. 

Sedangkan Hyang dapat disejajarkan dengan pengertian Dewa dalam beberapa mitologi. Namubmb, bagi masyarakat Sunda Hyang mempunyai arti dan kedudukan di atas Dewa.

Hal tersebut tercermin di dalam ajaran “Dasa Prebakti” yang ada dalam naskah Sanghyang Siksa Kanda Ng Karesian. Dalam naskah itu disebutkan: “Dewa bakti di Hyang”.

BACA JUGA:Ini 6 Wisata Kuningan Dekat Linggarjati, Paling Populer dan Wajib Dikunjungi!

Kujang memiliki beberapa karakter. Di antaranya Karakteristik dengan sisi tajaman yang dibagi dalam beberapa bagian, yakni:

Papatuk atau Congo, adalah ujung kujang yang menyerupai panah. Eluk atau Silih, merupakan lekukan pada bagian punggung. Tadah adalah lengkungan menonjol pada bagian perut. Mata, merupakan lubang kecil yang ditutupi logam emas dan perak.

Selain bentuk karakteristik, bahan Kujang sangat unik dan cenderung tipis. Bahannya bersifat kering, berpori dan banyak mengandung unsur logam alam.

Dalam Pantun Bogor sebagaimana dituturkan oleh Anis Djatisunda, Kujang memiliki beragam fungsi dan bentuk. Berdasarkan fungsi, Kujang terbagi 4, yakni:

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: