Saat Romusha dari Kuningan Menyeberang Lautan, Bangun Rel Kerta Api di Thailand - Myanmar

Saat Romusha dari Kuningan Menyeberang Lautan, Bangun Rel Kerta Api di Thailand - Myanmar

Romusha dari Pulau Jawa termasuk Kabupaten Kuningan dikirim untuk mengerjakan proyek pembangunan Jalur Kereta Api Myanmar - Thailand pada 1942-1943.-Wikipedia - istimewa-radarkuningan.com

BACA JUGA:Inilah 3 Cara Mendekati Kucing Liar Agresif Menjadi Lembut dan Bersahabat

Hal ini dikarenakan perlakuan buruk yang mereka terima sepanjang perjalanan. Bahkan mereka ditempatkan di gerbong yang tertutup rapat dan minim udara.

Menurut tulisan Aiko, mereka yang selamat dari kematian saat perjalanan, justru tinggal menunggu nasib lebih buruk lagi.

Mereka dikirim ke Thailand karena pada tahun 1941 negara tersebut juga jajahan Jepang. Dari Thailand lantas Jepang berusaha menguasai Myanmar atau Burma dan merebutnya dari Inggris.

Dalam misi itu, Jepang berusaha membangun sistem transportasi yang memudahkan pergerakan mereka di jalur darat yakni kereta api.

BACA JUGA:Inilah 3 Cara Mengobati Kucing Terkilir hingga Pincang di Rumah

Proyek jalur kereta api tersebut dibangun pada Juni 1942 untuk menghubungkan Thailand dan Burma.

Jepang mendatangkan baja dan tenaga kerja dari negara jajahannya, termasuk Indonesia khususnya Pulau Jawa.

Tenaga kerja paksa ini juga didatangkan dari China, Malaya, Vietnam dan juga tentara sekutu yang ditawan oleh Jepang.

Jumlahnya mencapai 100 ribu orang dari Asia Tenggara dan 55 ribu tentara sekutu yang ditawan.

BACA JUGA:Sering Tidak Disadari! Ini 5 Manfaat Memelihara Kucing Liar atau Kampung, yang Penting Untuk Diketahui!

Menurut Aiko, para pekerja itu mendapatkan upah sekitar f. 0,70 sampai dengan 1,00 per hari. Namun dibayarkan setiap bulan dan sebesar f. 3,00 disisihkan untuk dikirimkan kepada keluarga.

Tetapi dengan upah rendah itu, para tenaga kerja paksa juga masih harus menderita potongan upah dari mandor.

Kendati tetap mendapatkan upah, tetapi situasi pekerjaan benar-benar tidak berkeprimanusiaan. Makanya, jalur kereta api ini dikenal dengan 'Death Railway' atau jalur kematian.

Selain minimnya jatah makanan, mereka juga harus bekerja di medan yang berat, kawasan hutan hingga di tengah kondisi sakit.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: