Saat Romusha dari Kuningan Menyeberang Lautan, Bangun Rel Kerta Api di Thailand - Myanmar
Romusha dari Pulau Jawa termasuk Kabupaten Kuningan dikirim untuk mengerjakan proyek pembangunan Jalur Kereta Api Myanmar - Thailand pada 1942-1943.-Wikipedia - istimewa-radarkuningan.com
BACA JUGA:Ayo Bikin Kucing Meleleh Hatinya! Inilah 4 Cara Memberikan Kasih Sayang Terhadap Kucing
Sementara mereka yang sakit di tengah pekerjaan bakal dikubur hidup-hidup. Padahal banyak pekerja saat itu terserang dengan wabah kolera dan disentri.
Commonwealth War Graves Commission melalui laman resminya mencatat bahwa ada 13 ribu tawanan perang yang tewas dan dimakamkan di sepanjang jalur kereta tersebut.
Kemudian ada sekitar 80 ribu sampai dengan 100 ribu warga sipil yang tewas terutama buruh dari Pulau Jawa, Malaya hingga wajib militer dari Thailand dan Myanmar.
Sayangnya, tidak diketahui berapa banyak romusha dari Pulau Jawa yang tewas dalam kerja paksa tersebut.
BACA JUGA:Jangan Menghukum Anabul, Inilah 4 Cara Mengatasi Kebiasaan Kucing Mencakar Sofa
Tetapi bila merujuk pada 'Notes on The Thai-Burma railway, Part II: Asian Romusha; Silenced Voices of History, David Bogett menulis bahwa ada sekitar 200 ribu sampai dengan 500 ribu romusha dari Pulau Jawa yang dikerahkan.
Tetapi hanya sekitar 70 ribu yang masih hidup dan berhasil pulang atau kabur. Sadin sang pemuda asal Kabupaten Kuningan adalah salah satu yang berhasil kabur dengan sistem berpencar ke Malaya dan Thailand.
Dari pelariannya itu, butuh sampai dengan 10 tahun sampai dia akhirnya bisa pulang ke kampung halaman.
Itulah kisah Romusha dari Kuningan yang harus menyeberang lautan dan turut dalam pekerjaan pembangunan rel kereta api Thailand - Myanmar. (*)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: