Saat Romusha dari Kuningan Menyeberang Lautan, Bangun Rel Kerta Api di Thailand - Myanmar
Romusha dari Pulau Jawa termasuk Kabupaten Kuningan dikirim untuk mengerjakan proyek pembangunan Jalur Kereta Api Myanmar - Thailand pada 1942-1943.-Wikipedia - istimewa-radarkuningan.com
RADARKUNINGAN.COM - Masyarakat dari Kabupaten Kuningan sempat menjadi korban kerja paksa atau romusha yang diberlakukan Jepang.
Ada yang berangkat karena mendapat tugas dari pemerintah desa, lainnya lagi justru kena tipu daya. Maksud hati mendapatkan pekerjaan, malah dijadikan Tentara Jepang sebagai buruh romusha.
Selain dikirimkan ke daerah lain di Pulau Jawa, sebagian dari masyarakat Kuningan yang mengikuti romusha dikirim ke Thailand untuk membangun jalur rel kereta api sampai ke Myanmar. Ada juga yang dirim ke Singapura.
Sebenarnya, tidak ada catatan yang benar-benar bisa menunjukkan data berapa sebenarnya warga dari Kabupaten Kuningan yang menjadi korban kerja paksa itu.
BACA JUGA:Breaking News! Asnawi Mangkualam Resmi Hijrah dari Korea Selatan, Gabung Port FC Thailand
Tetapi di situs Pemerintah Desa Cikaso, Kecamatan Kramatmulya menyebut dari desa itu saja, ada 9 orang yang berangkat dalam 2 gelombang.
Yakni, Sunanto, Yusa, Carsim, Sarkib, Sarpi, Nasuha, Jusa, Sani dan Said. Bahkan ada juga yang menjadi Daicanco atau mandor yakni Said. Mereka berada di Singapura selama 24 bulan. Ada juga yang 19 bulan.
Salah satu dari anggota rombongan ini yakni, Sarkib meninggal dunia karena sakit dan dimakamkan di Singapura.
Tugas mereka di Singapura adalah membangun pelampung ranjau, menggali pasir dan membuat sistem perlindungan untuk militer Jepang.
BACA JUGA:6 Penderitaan Warga Cikaso Kuningan saat Penjajah Jepang Datang, Romusha sampai ke Singapura
Selain Sarkib yang meninggal karena kerja paksa, rombongan lainnya berhasil pulang ke Indonesia dan kembali ke kampung halaman melalui Pelabuhan Tanjung Priok dan Pelabuhan Cirebon, setelah Jepang menyerah kepada sekutu.
Pemuda Kuningan lainnya yang pernah menjadi korban romusha adalah Sadin. Kisahnya ditulis Aiko Kurosawa dalam buku 'Mobilisasi dan Kontrol: Studi Tentang Perubahan Sosial di Pedesaan Jawa 1942-1945'.
Awalnya, Sadin pergi ke Cirebon untuk mencari pekerjaan. Tapi, bukannya mendapat kerja, dia malah dikirim ke Thailand.
Dikisahkan bahwa Sadin pergi bersama 1.500 orang. Tetapi sesampainya di Singapura, jumlah mereka hanya sisa beberapa ratus orang saja.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: