Mengapa Sekarang Tidak Ada Orang Tionghoa Tinggal di Cilimus? Apa Terkait Peristiwa Berdarah 'Gedoran China'?

Mengapa Sekarang Tidak Ada Orang Tionghoa Tinggal di Cilimus? Apa Terkait Peristiwa Berdarah 'Gedoran China'?

Makam warga Tionghoa di Desa Caracas, Kecamatan Cilimus, Kabupaten Kuningan. -Tedi Kholiludin - tangkapan layar-radarkuningan.com

BACA JUGA:Puluhan Ribu pendukung Iwan Bule dan Prabowo-Gibran Padati Gelaran Sholawat Akbar 2 Cahaya Kemenangan

Pendeta itu mengajak Peter pergi ke Bandung dan Jakarta. Peter merasa itu kesempatan yang baik untuk menambah relasi dan mencari pekerjaan di sana. 

Hingga kemudian pada Januari 1948, Peter memulai kursus untuk menjadi guru. Kursus tersebut diorganisir oleh Menteri Pendidikan di Batavia. 

Peter sendiri belajar di Belanda dan diajar oleh guru Belanda. Peter menyelesaikan studinya selama 2 tahun. Kemudian mendapatkan pekerjaan di “the Nederlands Indische Handels Bank” dengan gaji 350 guilders per bulan. 

Sebulan kemudian dia pindah ke Pusat Perkebunan Negara (Head Office of Government Plantations). Peter digaji 450 guilders per bulan.

BACA JUGA:Cilimus Dulu Bukan Bagian dari Kabupaten Kuningan Ada di Bawah Pemerintah Cirebon

Itulah kisah Peter Liang Tek Sun yang ditulis oleh Tedi Kholiludin. Dari kisah itu juga terungkap kerusuhan masa yang menimpa masyarakat Tionghoa di Cilimus, bersamaan dengan Agresi Belanda yang pertama. (

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: