Menilik Sisa Peninggalan Kolonial Belanda di Subang, Ada 2 Bangunan Pabrik Penggilingan Padi Masih Berdiri

Menilik Sisa Peninggalan Kolonial Belanda di Subang, Ada 2 Bangunan Pabrik Penggilingan Padi Masih Berdiri

Bangunan salah satu pabrik penggilingan padi di Kabupaten Subang bekas peninggalan kolonial Belanda yang masih berdiri bangunannya meskipun kondisinya sudah rusak parah. -Foto: subanglawas-radarkuningan.com

RADARKUNINGAN.COM, SUBANG - Dua pabrik penggilingan padi peninggalan kolonial Belanda yang masih ada jejaknya di Kabupaten Subang, ialah: pabrik penggilingan Padi Bedeng Pusakaratu dan Pamanukan Sukajaya. 

Walaupun kondisinya sudah rusak parah dan tidak terawat bangunannya.

Meski demikian, akan tetapi menjadi fakta sejarah bahwa Kabupaten Subang dari jaman Kolonial Belanda sampai saat ini menjadi Lumbung Padi Nasional.

Sedangkan Pabrik Penggilingan Padi di Pegaden Baroe mungkin Sudah tidak ada, sulit sekali ditemukan jejak keberadaanya.

Seiring dengan pembukaan hutan di Sukatani, Compreng, Pusakaratu untuk areal persawahan dan dibangunnya Bendungan Salam Darma, Pabrik Penggilingan Padi Pusakaratu ini didirikan sekitar tahun 1930 hingga 1936.

Selain dijadikan areal persawahan, pembukaan hutan Pusakaratu juga di buat kebun kebun percobaan.

Di sebelah timur Pabrik ditanami agave/sisal namun gagal.

Kemudian oleh P&T Land dijadikan perkampungan yang diberi nama Kebon Danas dan nama Dusun Bedeng sendiri berasal dari rumah bedeng para pekerja Pabrik Padi milik P&T Land.

FYI, Sisal (Agave Sisalana) merupakan tanaman penghasil serat alam dengan potensi tinggi, keunggulan seratnya kuat, tahan terhadap salinitas tinggi, terbarukan dan ramah lingkungan. 

Serat alam sisal banyak digunakan misalnya dalam industri rumah tangga, material interior mobil, dan perangkat keras.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: