Sehelai Rambut Menjadi Bukti Kuat Bahwa Harimau Jawa Belum Punah, Ini Kata BRIN

bukti kuat bahwa harimau jawa belum punah-pinterest-radarkuningan.com
Rambut tersebut ditemukan oleh Kalih Reksasewu atas laporan Ripi Yanuar Fajar yang berpapasan dengan hewan mirip Harimau Jawa yang dikabarkan telah punah, malam hari pada 19 Agustus 2019.
Ripi adalah salah satu penduduk lokal yang tinggal di desa Cipeundeuy, Sukabumi Selatan, Jawa Barat tutur Peneliti yang akrab disapa Teti tersebut kepada Humas BRIN
Dari serangkaian analisis DNA komprehensif yang telah dilakukan, Teti dan tim menyepakati dan menyimpulkan sampel rambut harimau yang ditemukan di Sukabumi Selatan adalah species Panthera tigris sondaica atau Harimau Jawa. Termasuk dalam kelompok yang sama dengan spesimen Harimau Jawa koleksi Museum Zoologicum Bogoriense (MZB) pada 1930.
BACA JUGA:Sebelum Hasil Tes DNA, Peneliti Ini Sudah Dapat Foto Harimau Jawa Sejak Lama
BACA JUGA:Harimau Jawa Kemungkinan Masih Ada, Analisa DNA Sampel Rambut di Sukabumi, BRIN Temukan Kecocokan
Menurut Teti, keyakinan tersebut diperkuat juga oleh prosedur ilmiah lainnya yang telah dilakukan sebelumnya. Selain menemukan rambut, dari lokasi tersebut juga ditemukan bekas cakaran mirip harimau yang semakin menguatkan Teti untuk melakukan observasi lanjutan.
Identifikasi awal Teti bersama tim adalah melakukan studi banding dengan sampel rambut harimau yang ditemukan di Sukabumi Selatan dengan spesimen Harimau Jawa koleksi MZB. Kemudian beberapa subspesies sampel harimau lain, yaitu Harimau Bengal, Amur dan Sumatra, serta Macan Tutul Jawa yang digunakan sebagai kontrol.
Untuk memperkuat penelitian dan observasinya, Teti bersama tim juga melakukan wawancara mendalam dengan Ripi Yanuar Fajar yang melihat harimau tersebut. Wawancara dilakukan saat survei pada 15-19 Juni 2022 pada lokasi ditemukannya sampel rambut.
Teti menjelaskan, analisis genetik DNA memiliki tingkat sensitifitas yang diperlukan untuk menjawab pertanyaan konservasi dan mengklarifikasi ketidakpastian taksonomi. Berikutnya, merekonstruksi filogeografi dan demografi untuk menyelidiki nenek moyang genetik subspesies.
Teti juga menambahkan, ekstraksi DNA total yang dilakukan menggunakan Dneasy Blood & Tissue Kit sesuai protokol. Protokol tersebut telah dimodifikasi dengan menambahkan proteinase, karena tingginya kandungan protein pada rambut.
Lalu apakah sehelai rambut menjadi bukti kuat bahwa harimau jawa belum punah ? Teti menjawab kondisi tersebut masih perlu dikonfirmasi dengan studi genetik dan lapangan lebih lanjut
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: