Kisah Harimau Jawa, Si Pemburu yang Terus Diburu

BACA JUGA:INFO MUDIK: One Way di Tol Cipali - Kalikangkung Dilanjutkan sampai Jam 12, Warga di Jawa: Mbok Ya Giliran

Harimau Jawa Si Pemburu yang Terus Diburu

Sebagai informasi, sejak tahun 1980-an International Union for Conservation of Nature (ICUN) telah menyatakan bahwa Harimau Jawa punah.

Vonis punah tersebut dikarenakan tidak ada individu yang berhasil terekam oleh camera trap atau perjumpaan selama beberapa puluh tahun terakhir.

Meski ada kesaksian warga yang mengaku bertemu, namun dianggap tidak cukup karena tidak pernah dijumpai bukti foto ataupun indikasi keberadaannya.

BACA JUGA:Tips Mengusir Cicak dari Rumah; Gunakan 6 Bahan Alami dan Aman di Bawah ini!

Adapun perburuan Harimau Jawa sudah terjadi sejak masa lalu, baik karena kebutuhan permukiman, pertanian hingga tradisi.

Misalnya Tradisi Rampogan Macan di masa lalu yang berkontribusi pada penangkapan harimau dan penurunan jumlahnya di alam liar.

Kemudian yang paling signifikan adalah ekspansi manusia, deforestasi hingga pembukaan hutan untuk berbagai keperluan.

Pada tahun 1940-an, populasi Harimau Jawa diperkirakan hanya tersisa antara 200 sampai dengan 300 ekor saja.

BACA JUGA:Gunakan Bahan Alami Lawan Asam Urat, Berikut ini 2 Cara Mengolah Daun Sirih untuk Asam Urat

Setelah itu, dilaporkan perjumpaan terakhir di Taman Nasional Meru Betiri hingga pada periode 1970-an dan 1980-an dinyatakan punah, menyusul Harimau Bali atau panthera tigris balica.

Sejarah juga mencatat bahwa konflik manusia dan harimau sudah terjadi sejak era Pemerintah Kolonial Belanda.

Ribuan orang tewas dalam upaya perburuan tersebut, meski akhirnya si pemburu yang terus diburu menyerah juga dan menjemput kepunahannya.

Hingga di tahun 2019, Badan Riset Inovasi Nasional (BRIN) memeriksa sample sehelai rambut yang ditemukan di Kecamatan Surade, Kabupaten Sukabumi.

Sumber: