Wasit Francois Letexier Minta Maaf, Akui Keputusan Salah, Bagaimana Nasib Timnas Indonesia U-23?
Wasit Francois Letexier diklaim sudah minta maaf usai pertandingan Timnas Indonesia U-23 vs Guinea U-23 di playoff Olimpiade Paris.-Tangkapan Layar-radarkuningan.com
RADARKUNINGAN.COM - Wasit Francois Letexier disebut sudah minta maaf dan mengaku salah pada beberapa keputusan di pertandingan Timnas Indonesia U-23 vs Guinea U-23 yang merupakan playoff Olimpiade Paris 2024.
Pertandingan penentuan yang dilaksanakan, Kamis, 9, Mei 2024 itu, masih jadi perbincangan lantaran Francois Letexier membuat serangkaian keputusan kontroversial.
Lebih parah lagi, deretan keputusan wasit Ligue 1 Prancis dan Liga Champions itu, membuat Tim Nasional Indonesia U-23 mesti memupus mimpi ke Olimpiade Paris Juni 2024 nanti.
Pengamat sepakbola, Ronny Pangemanan mengungkapkan, wasit Francois Letexier kabarnya sudah minta maaf setelah pertandingan tersebut.
Namun, permintaan maaf tersebut tidak akan mengubah hasil pertandingan. Guinea U-23 pun lolos ke Olimpiade dan menempati Grup A bersama dengan Prancis, Amerika Serikat, dan New Zealand.
"Dia (Francois Letexier) coba meminta maaf ya kalau bisa dilihat dari sini (menunjukkan tayangan televisi). Tapi kejadian sudah kalah ya, tidak bisa mengubah keadaan," katang Bung Ropan di analisa pasca pertandingan yang dikutip radarkuningan.com, Sabtu, 11, Mei 2024.
Bagaimana nasib Timnas Indonesia U-23? Bung Ropan menegaskan, meski wasit mengaku salah dan sudah minta maaf atas keputusan di pertandingan, tentu hasil tidak bisa diubah.
Guinea U-23 tetap lolos ke Olimpiade dan Timnas Indonesia U-23 gagal ke ajang internasional tersebut.
BACA JUGA:Dijamin Tokcer! Begini Cara Menggunakan Buah Bintaro untuk Mengusir Tikus di Rumah
"Sudah telat (minta maaf), dia melakukan keputusan kontroversial," tandas pengamat sepakbola ternama itu.
Bung Ropan juga menuding, wasit memiliki intensi pribadi dan menginginkan Guinea yang lolos ke Olimpiade.
Pasalnya, Guinea adalah negara jajahan Prancis dan baru diberi kemerdekaan tahun 1958.
Negara itu, dulunya bernama Guinea France dan sampai dengan saat ini, menjadi penutur Bahasa Prancis.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: