Pelihara Kucing Bisa Kurangi Resiko Serangan Jantung? Berikut Penjelasan Lengkapnya!

Pelihara Kucing Bisa Kurangi Resiko Serangan Jantung? Berikut Penjelasan Lengkapnya!

Pelihara Kucing Bisa Kurangi Resiko Serangan Jantung? Berikut Penjelasan Lengkapnya!-photo by the honest kitchen-radarkuningan.com

RADARKUNINGAN.COM - Memelihara kucing bisa mengurangi resiko penyakit serangan jantung? Apa benar?Jika iya, apa alasannya?

Kucing adalah salah satu jenis hewan peliharaan yang cukup populer untuk dipelihara, khususnya oleh orang Indonesia.

Dimana hal ini sendiri disebabkan oleh beberapa faktor pendukung, seperti banyaknya kucing liar yang berkeliaran di wilayah pemukiman, dan juga faktor agama.

Meski begitu, diluar faktor-faktor tersebut yang membuat kucing menjadi hewan peliharaan yang cukup populer.

BACA JUGA:Melihat Sifat Kucing Berdasarkan Telapak Kakinya, Coba Cek Apakah Sama dengan Sifat Anabulmu?

BACA JUGA:7 Sifat Kucing Oren yang Tak Banyak Orang Tahu! Oh Ternyata.. Pantas Banyak yang Pelihara

Ternyata memelihara kucing sebagai hewan peliharaan juga bisa mendatangkan banyak manfaat lho! Beberapa manfaat yang populer diantaranya sebagai berikut:

1. Meningkatkan Kesehatan Jantung dan Mengurangi Resiko Penyakit Jantung

Dilansir dari ABC News, penelitian baru saja menunjukkan bahwa manfaat memelihara kucing mungkin lebih dari sekadar meredakan rasa sakit.

Dimana menurut studi yang dipresentasikan pada hari Kamis di pertemuan American Stroke Association di New Orleans.

Disitu dipaparkan bahwa sebagian besar pemilik hewan peliharaan kucing, mungkin akan memiliki risiko lebih rendah untuk meninggal akibat serangan jantung, stroke, atau jenis penyakit kardiovaskular lainnya.

BACA JUGA:Mungkin Kamu Tidak Sadar! Ini 4 Bahasa Tubuh Kucing yang Tidak Menyukai Pemiliknya, Menurut Para Ahli Hewan

BACA JUGA:Apakah Gigitan Kucing Berbahaya? Berikut 3 Alasan Kucing Menggigit dan Penjelasan Dampaknya

Tidak hanya itu, para peneliti di Stroke Research Center University of Minnesota, juga meneliti 4.435 orang berusia 30 hingga 75 tahun yang berpartisipasi dalam penelitian kesehatan pemerintah nasional.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: