Sejarah Angklung Diatonis di Kuningan, Saksi Hidup Ikut Membuat Mengungkap Hal Ini (Bagian 3)

Sejarah Angklung Diatonis di Kuningan, Saksi Hidup Ikut Membuat Mengungkap Hal Ini (Bagian 3)

Kusnan menunjukkan foto Kuwu Citangtu atau Kucit yang memiliki peran dalam sejarah perubahan angklung dari pentatonis ke diatonis.-Andre Mahardika-radarkuningan.com

RADARKUNINGAN.COM – Kuningan yang sedang menginisiasi menjadi Kabupaten Angklung tidak sekadar nama, namun ada aspek sejarah terkait dengan alat musik tradisional itu.

Angklung dikenal sebagai alat musik yang sudah ada di Nusantara berabad-abad yang lalu. Bahkan sudah ada di Kerajaan Sunda di Abad XII.

Waktu itu, angklung tidak sekadar alat musik. Tetapi menjadi perangkat bagi hiburan hingga kebutuhan ritual.

Pada periode awal, angklung yang terdiri dari tabung bambu hanya memiliki 5 tangga nada yakni do, mi, da, sol, si atau da, mi, na, ti, la.

BACA JUGA:Aromanya Dibenci Tikus! Berikut 5 Tanaman yang Bisa Mengusir Tikus dari Rumah dengan Ampuh

Di Kabupaten Kuningan tercipta sejarah angklung lantas berubah menjadi alat musik diatonis yang bisa memainkan nada do, re, mi, fa, sol, la, si.

Perubahan tersebut merupakan buah kerjasama antara Daeng Soetigna dan Kuwu Citangtu atau Kucit alias Muhammad Satari sekitar tahun 1931 di Kelurahan Citangtu, Kecamatan Kuningan, Kabupaten Kuningan.

Mengenai pembuatan angklung itu, diceritakan oleh saksi hidup yakni Yeni dan Kusnan. Mereka adalah anak angkat dari Kucit.

Diceritakan bahwa ketertarikan Kucit terhadap alat musik tradisional berawal dari sekedar hobi.

BACA JUGA:Buat Cicak Pusing Karena Baunya, Ini Dia 6 Jenis Bahan Dapur Alami Pengusir Cicak

Ternyata Kucit juga terbilang ahli dalam membuat angklung dan memiliki bengkel produksi alat musik tersebut.

Tidak hanya itu, KuCit juga mahir memainkan semua jenis alat musik berbahan bambu dan kayu.

"Bapak itu sekedar hobi membuat angklung, tapi sebetulnya mahir juga memainkan semua jenis alat musik dari bambu dan kayu," kata Kusnan, saat ditemui radarkuningan.com di kediamannya.

Bahkan produksi angklung masih terus dilakukan ketika Yeni dan Kusnan menjadi anak angkat dari Kucit.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: