Media Vietnam Soroti Postur Tinggi Maarten Paes yang Kini Telah Resmi Bermain Bersama Timnas

RADARKUNINGAN.COM- Ketua Umum PSSI, Erick Thohir, memberikan kabar baik mengenai penyelesaian kasus Maarten Paes di Pengadilan Arbitrase Olahraga (CAS).

Kiper FC Dallas tersebut akhirnya mendapatkan izin dari FIFA untuk memperkuat Timnas Indonesia. Kabar ini tidak hanya disambut baik di Indonesia, tetapi juga menarik perhatian media-media massa di Vietnam.

Media daring Vietnam ikut mengamati keputusan FIFA yang mengabulkan banding PSSI terkait perpindahan asosiasi Maarten Paes.

Sebelumnya, FIFA menolak perpindahan Paes dari asosiasi sepak bola Belanda (KNVB) ke Indonesia (PSSI). Penolakan ini didasarkan pada fakta bahwa Paes pernah bermain untuk timnas Belanda pada usia 22 tahun, yang menurut aturan FIFA, seharusnya menghalanginya untuk berganti asosiasi.

BACA JUGA:Kilas Balik Kasus Maarten Paes, Sempat Disangka Sia-Sia, Kini Sudah Resmi Bisa Mewakili Indonesia 

Namun, setelah melalui proses sidang di FIFA Tribunal, permohonan banding PSSI akhirnya dikabulkan, memungkinkan Paes untuk membela Timnas Indonesia.

Pengumuman mengenai izin Paes ini disampaikan oleh PSSI pada Minggu (18/8). Keputusan tersebut menjadi topik hangat di kalangan pecinta sepak bola Indonesia, mengingat Paes memiliki postur tubuh yang sangat ideal untuk menjadi kiper di kawasan Asia Tenggara.

Media Vietnam soroti postur tinggi Maarten Paes yang mencapai 191 cm, Paes dianggap sebagai kiper dengan postur raksasa yang dapat memberikan keuntungan bagi Timnas Indonesia, khususnya dalam menghadapi lawan-lawan tangguh di putaran ketiga Kualifikasi Piala Dunia 2026 Zona Asia.

Hadirnya Paes dalam skuat Timnas Indonesia tentu saja menambah optimisme bagi para penggemar sepak bola Tanah Air.

BACA JUGA:Anak Asuh STY Nathan Tjoe-A-On Menjadi Orang Pertama Bermain di Championship, Mendapat Pujian Pelatih Swansea!

Apalagi, Indonesia tergabung di Grup C bersama negara-negara kuat seperti Jepang, Bahrain, China, Arab Saudi, dan Australia. Ajang kualifikasi ini akan berlangsung mulai 5 September 2024 hingga 10 Juni 2025, dan persiapan matang menjadi kunci bagi Tim Merah Putih untuk bisa bersaing.

Meski demikian, kehadiran Paes di Timnas Indonesia tidak serta-merta menjamin posisinya sebagai kiper utama. Pelatih Shin Tae Yong memiliki beberapa opsi lain, termasuk kiper yang sudah berpengalaman seperti Ernando Ari Sutaryadi.

Ernando telah menunjukkan performa yang konsisten di bawah mistar gawang Timnas Indonesia, sehingga persaingan untuk posisi kiper utama akan sangat ketat.

Selain faktor pengalaman, kemampuan Paes dalam beradaptasi dengan gaya permainan Timnas Indonesia juga akan menjadi penentu apakah dia bisa menjadi pilihan utama di bawah asuhan Shin Tae Yong.

BACA JUGA:Maarten Paes Resmi Wakili Timnas Indonesia, Sudah Disetujui FIFA dan CAS, Media Malaysia Iri Lihat Ini

Pengalaman bermain di Major League Soccer (MLS) bersama FC Dallas tentunya memberikan nilai tambah bagi Paes, namun adaptasi dengan lingkungan sepak bola Asia yang memiliki karakteristik berbeda akan menjadi tantangan tersendiri.

Para pendukung Timnas Indonesia tentunya berharap Paes dapat segera menyesuaikan diri dan memberikan kontribusi positif bagi tim.

Kualifikasi Piala Dunia 2026 adalah momen penting bagi Indonesia untuk menunjukkan kemampuan terbaiknya di panggung internasional, dan kehadiran pemain-pemain berkualitas seperti Paes diharapkan dapat membantu mencapai target tersebut.

Di sisi lain, media Vietnam juga memandang Paes sebagai salah satu kiper yang berpotensi menjadi ancaman bagi tim-tim Asia Tenggara lainnya.

BACA JUGA:5 Pilihan HP Gaming Terbaik 3 Jutaan, Kualitas Bagus dan Ramah Di Kantong!

Mereka menyoroti postur tinggi badan Paes yang dinilai memberikan keunggulan dalam duel udara dan penguasaan wilayah di sekitar gawang. Keunggulan fisik ini menjadi salah satu faktor yang membuat Paes mendapat perhatian lebih dari media asing.

Dengan demikian, keputusan FIFA yang mengizinkan Maarten Paes untuk memperkuat Timnas Indonesia tidak hanya menjadi kabar baik bagi sepak bola Indonesia, tetapi juga memancing perhatian dari negara-negara tetangga yang melihat kehadiran Paes sebagai potensi ancaman bagi kompetisi di Asia Tenggara.

Sumber: