Kembali Berulah, Kuwu Linggarjati Diduga Lakukan Lagi Penggelapan Dana Aset Desa
Bukti kwitansi pembayaran retribusi air bersih dari sebuah Bumdes desa tetangga ke Pemdes Linggarjati.-Istimewa-radarkuningan.com
BACA JUGA:Hadapi Arab Saudi dan Australia, Pelatih Indonesia Panggil Striker Muda Andalan Persis Solo
Dana kompensasi air bersih yang dibayarkan sebanyak Rp60 juta, ternyata masuk ke kas desa hanya Rp14 juta, sisanya tidak jelas.
Selain itu, mobil yang merupakan hibah dari salah seorang warga untuk operasional masyarakat, dipindah namakan menjadi milik pribadi.
Diberitakan sebelumnya, tindakan Kepala Desa atau Kuwu Linggarjati yang dinilai telah melakukan penggelapan dana maupun aset desa, memantik warga untuk melakukan aksi.
Untuk meluapkan kekecewaan, Kantor Kuwu Linggarjati yang berlokasi di Kecamatan Cilimus, Kabupaten Kuningan itu, dipasangi spanduk, Kamis 22 Agustus 2024 malam.
Salah satu spanduk yang terpasang di bagian depan Kantor Kuwu Linggarjati itu, bertuliskan 'Mosi Tidak Percaya' dengan hurup kapital berwarna merah.
Pemasangan spanduk yang merupakan inisitif dari warga itu, juga menempel di beberapa bagian bangunan kantor kepala desa tersebut.
Berbagai tulisan dengan nada sindiran yang mayoritas berwarna merah, ditujukan untuk kuwu dan perangkat Desa Linggarjati yang dianggap telah melakukan penyelewengan dana yang berasal dari aset desa.
Disebutkan Nanan, tindakan pemasangan spanduk itu, merupakan inisiatif spontan dari warga.
Sebelumnya sebut Nanan, pihak BPD Linggarjati, mengundang kepala desa untuk melakukan pertemuan dengan warga yang dihadiri oleh Forkopimcam di aula desa setempat.
Adapun pertemuan tersebut, digelar pada hari Kamis, 22 Agustus 2024 pukul 19.00 WIB dengan tema pembahasan 'Tindak Lanjut Aspirasi Masyarakat'.
Namun dalam pertemuan tersebut, ternyata warga yang datang sudah membekali diri dengan spanduk berbagai tulisan.
"Spanduk itu tindakan spontan dari warga," ucap Nanan ketika dikonfirmasi.
Dijelaskan lebih lanjut, dalam pertemuan tersebut warga meminta Kuwu Linggarjati untuk segera mundur dari jabatannya.
Hal tersebut menurut Nanan, karena warga sudah tidak percaya lagi dengan kepemimpinan kepala desanya itu.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: