Setelah Daeng Soetigna, Angklung Kuningan Kembali Dibuat Pakai Bambu Tak Lazim

Setelah Daeng Soetigna, Angklung Kuningan Kembali Dibuat Pakai Bambu Tak Lazim

Masyarakat antusias untuk memainkan jenis alat musik angklung di Desa Wisata Cibuntu, Kuningan.-Andre Mahardika-Radar Kuningan

KUNINGAN, RADARKUNINGAN - Setelah nama Daeng Soetigna melekat dengan sejarah angklung, Kabupaten KUNINGAN kini kembali menggaungkan kembali alat musik tradisional di Desa Wisata Cibuntu, Kecamatan Pasawahan.

Berlimpahnya jenis bambu di kawasan tersebut, membuat pegiat dan pengrajin angklung berani mencoba beberapa bambu yang ada disekitar Desa Cibuntu.

Hasilnya pun mengagumkan, seribu satu angklung berhasil dibuat dan dimainkan bersama secara kolosal.

Pegiat seni budaya sekaligus koordinator Bilik Udjo, Chandra mengungkapkan, selain pembuatan angklung, pihaknya juga melakukan pelatihan kepada masyarakat setempat.

BACA JUGA:Anggaran Sudah Ada, Plh Kepala BPKAD Kuningan Pastikan TPP ASN Bulan Juni Cair Hari Kamis

Menariknya, bahan utama pembuatan angklung yang terbuat dari bambu, kali ini Cahndra menggunakan satu bambu yang tak lazim.

"Bahan bakunya pun kita mencari di sini, ada bahan baku yang bagus cuma belum lazim digunakan," ungkap Chandra kepada Radar Kuningan.

Sehingga menurutnya, harus beberapa kali mengulang karena gagal dalam memproduksi angklung dengan jenis bambu yang tak biasa tersebut.

"Sebenarnya jenis bambu di Cibuntu ini semuanya ada, dari jenis Betung ini kita jadikan frame angklungnya. Ada temen, nah temen ini yang katanya bagus, dan udah saya coba, bagus memang. Tapi memang secara bentuk memiliki karakter berbeda," jelas Chandra.

BACA JUGA:Geger, Pohon Jati di Kuningan Terbakar di Tengah Hujan Lebat

Sebelumnya, sebanyak 1001 orang seniman, memainkan alat musik tradisional Angklung Pusaka di Desa Wisata Cibuntu, Kuningan.

Penampilan kesenian dengan tema Gebyar Angklung Kolosal tersebut, dimainkan 1001 orang di Desa Cibuntu, Kecamatan Pasawahan, Kabupaten Kuningan, Minggu, 7 September 2024.

Meskipun konteksnya hanya belajar dan mengenalkan angklung, animo masyarakat sangat senang dan hanyut dalam irama khas yang keluar dari bilah bambu tersebut.

Terlebih, pemain angklung profesional yang didatangkan dari Bilik Udjo, mengiringi lantunan nada sejumlah lagu yang dipandu oleh seorang dirigen.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: